Mengupas Mesin Ekonomi RI! Tumbuh Tinggi, Benar Kebal Resesi?
Jakarta, CNBC Indonesia- Pertumbuhan ekonomi Indonesia menembus 5,72% (year on year/yoy) pada kuartal III-2022. Namun, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan melambat pada akhir tahun ini.
Pertumbuhan ekonomi sebesar 5,72% (yoy) adalah yang tertinggi sejak kuartal II-2021 (7,07%) atau dalam lima kuartal terakhir. Namun, tingginya pertumbuhan kuartal II-2021 merupakan anomali karena lebih dipengaruhi oleh rendahnya basis perhitungan pada kuartal II-2020 (-5,32%).
Jika menghilangkan periode anomali pada kuartal II-2021, pertumbuhan ekonomi kuartal III-2022 adalah yang tertinggi sejak kuartal IV-2012 atau dalam 10 tahun terakhir di mana ekonomi Indonesia tumbuh 5,87%.
Dibandingkan kuartal sebelumnya (quartal to quartal/qtq), ekonomi Indonesia pada periode Juli-September 2022 mencapai 1,81%.
Sebagai catatan, ekonomi Indonesia tumbuh 5,44% (yoy) dan 3,72% (qtq) pada kuartal II-2022.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga sejalan dengan proyeksi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2022 akan menembus 5,7%.
Dari sisi produksi, seluruh lapangan usaha tumbuh pada kuartal III-2022. Pengecualian terjadi pada jasa kesehatan yang terkontraksi sebesar 1,74% (yoy).
Lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi adalah transportasi dan pergudangan serta akomodasi yang tumbuh 25,81% (yoy). Disusul kemudian dengan akomodasi dan makan minum yang tumbuh 17,83%. Sektor lain yang melesat adalah administrasi pemerintahan (12,42%) dan jasa perusahaan (10,79%).
Sektor industri yang menjadi tulang punggung pergerakan ekonomi tumbuh 4,83% (yoy) sementara sektor pertanian yang paling menyumbang tenaga kerja terbanyak tumbuh 1,65% (yoy).
Kenaikan harga komoditas menjadi berkah bagi provinsi-provinsi yang mengandalkan pertumbuhan dari sektor pertumbuhan.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sulawesi Tengah terbang 19,13 (yoy) pada kuartal III-2022 dengan kontribusi sektor pertambangan dan penggalian sebesar 4,12%. PDRB Nusa Tenggara Barat melesat 7,10% dimana sektor pertambangan menjadi sumber pertumbuhan sebesar 3,94%.
PDRB Papua tumbuh 5,78% (yoy) pada kuartal III dengan sektor pertambangan menjadi sumber pertumbuhan sebesar 3,51%.
(mae/mae)