Harga BBM Solar di SPBU Makin Mahal, Ini Biang Keladinya..

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
03 November 2022 14:59
Warga mengisi bensin di Kawasan SPBU Kuningan Rasuna Said, Jakarta, Selasa, 28/Juni/2022. PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Patra Niaga berencana mengatur pembelian Jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) Khusus Penugasan (JBKP) seperti Pertalite dan juga BBM Solar Subsidi. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Warga mengisi bensin di Kawasan SPBU Kuningan Rasuna Said, Jakarta, Selasa, 28/Juni/2022. PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Patra Niaga berencana mengatur pembelian Jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) Khusus Penugasan (JBKP) seperti Pertalite dan juga BBM Solar Subsidi. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan usaha penyedia Bahan Bakar Minyak (BBM) yang ada di Indonesia kompak menaikkan harga BBM jenis Solar atau Diesel. Badan usaha tersebut diantaranya adalah PT Pertamina (Persero), Shell Indonesia dan juga BP - AKR.

Pertamina mengerek harga BBM jenis solar atau dieselnya yakni Dexlite menjadi Rp 18.000 per liter dari yang sebelumnya Rp 17.800 per liter . Sementara itu untuk harga Pertamina Dex juga naik Rp 18.550 per liter dari yang sebelumnya Rp 18.100 per liter.

Shell Indonesia juga menaikkan harga produk solarnya yakni BBM Shell V-Power Diesel menjadi saat ini Rp 18.840 dari yang sebelumnya hanya Rp 18.450 per liter.

Sementara itu di SPBU BP - AKR harga produk BBM BP Diesel juga naik menjadi Rp 18.380 per liter dari yang sebelumnya Rp 17.990 per liter.

Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan ada beberapa hal yang melatarbelakangi perusahaan akhirnya memutuskan untuk menaikkan harga Solar Non Subsidi. Salah satunya lantaran permintaan bahan bakar diesel global yang semakin tinggi.

"Penyesuaian harga Dex Series disebabkan oleh tingginya permintaan bahan bakar diesel di dunia sebagai salah satu substitusi bahan bakar gas," ujar Irto.

Mengutip CNBC International, perfect storm sedang melanda pasar diesel atau solar dunia, di mana cadangan solar dunia diklaim saat ini semakin menipis. Penggunaan bahan bakar solar yang berlebihan didorong oleh Sungai Mississipi yang sedang di landa kekeringan.

Akibat kekeringan sungai itu, penggunaan produk solar untuk kereta api dan kendaraan seperti truk mengalami lonjakan yang berefek pada lonjakan harga yang diprediksi akan terus terjadi.

Harga solar telah meningkat sebesar 33% untuk pengiriman November 2022 ini. Adapun harga rata-rata nasional untuk solar hari ini adalah US$ 5,30 per galon. "Diperkirakan akan naik 15 sampai 20 sen dalam beberapa minggu ke depan," kata Andy Lipow, presiden Lipow Oil Associates, LLC, dikutip Rabu (2/11/2022).

Cadangan solar sepanjang tahun ini tidak pernah serendah ini sejak tahun 1951, dengan kekurangan terbesar di wilayah Timur Laut termasuk New York dan New England.

Beberapa waktu yang lalu, bisnis pemasok solar di Amerika Serikat (AS) telah menyalakan sirine 'darurat stok' untuk BBM solar di sepanjang Pantai Timur AS.

Sebagaimana dimuat dalam RT News yang dikutip oleh Bloomberg, disebutkan bahwa stok bahan bakar diesel AS telah mengalami penurunan yang stabil selama berbulan-bulan, mencapai level terendah sejak 2008 pada Oktober. Saat ini, Negeri Paman Sam hanya memiliki cadangan pasokan solar selama 25 hari.

Berikut daftar perbandingan harga BBM Pertamina, Shell, Vivo dan BP-AKR per 1 November 2022 ini:

BBM Pertamina (DKI Jakarta)

Solar Rp 6.800

Pertalite Rp 10.000

Pertamax Rp 13.900

Pertamax Turbo Rp 14.300

Dexlite Rp 18.000

Pertamina Dex Rp 18.550

BBM Shell

- Shell Super Rp 13.550

- Shell V-Power Rp 14.120

- V-Power Nitro + Rp 14.560

- V-Power Diesel Rp 18.840

BBM VIVO

- Revvo 95 Rp 14.830

- Revvo 92 Rp 14.140

- Revvo 90: Rp 12.600

- Revvo 89 Rp 11.600

BBM BP-AKR

- BP 90 Rp 14.050

- BP 92 Rp 14.150

- BP 95 Rp 14.190 (Jawa Timur)

- BP Diesel Rp 18.380


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awas Krisis Solar! Harga Bisa Makin Mahal

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular