Orang RI Makin Doyan Belanja Online, Ini Buktinya

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
27 October 2022 14:20
Pekerja mengemas barang pesanan konsumen saat Harbolnas 2020 di Gudang Ekspedisi Tiki, Fatmawati, Jakarta, Rabu, 11 November 2020. Bisnis logistik juga ikut menangguk untung dalam momen hari belanja online nasional (Harbolnas) 2020. Kepala Gudang Ekspedisi Tiki Eri menuturkan total paket yang dikirim saat Harbolnas bisa mencapai 10 ribu paket, jauh lebih tinggi dari rata-rata harian sebesar 5-7 ribu paket.
Foto: Ilustrasi Jasa Pengiriman Hari Belanja Online Nasional (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan, pandemi Covid-19 mengubah pola belanja orang Indonesia. Terbukti, dengan semakin meningkatnya jumlah orang yang berbelanja melalui platform online.

Hal ini, kata Zulkifli, jadi peluang yang bisa dimanfaatkan pelaku usaha di dalam negeri, termasuk skala kecil dan menengah. Sebab, imbuh dia, salah satu cara untuk maju adalah dengan memaksimalkan digitalisasi.

"Data dari Kemendag (Kementerian Perdagangan), terjadi perubahan pola belanja akibat Covid-19, lebih banyak menggunakan e-commerce (platform belanja online). Ada kenaikan dari 11% menjadi 25,5% pada 2021 lalu," kata Zulkifli saat Konferensi Maju Digital GoTo, di Kasablanka Hall, Kamis (27/10/22.

"Angka tersebut menjadi peluang agar produk UMKM Indonesia bisa lebih mendunia. RI yang selama ini menjadi pasar harus bertransformasi agar bisa memasok produk ke dunia luar. Apa aja produk dunia ada disini, kita harus serang balik ekspor barang kita ke dunia manapun. Saya lagi beresin toll way. Misal, kemarin ke Asia pajak tinggi. Kita bereskan perjanjian CEPA, seluruh Asean dan forum digital nggak dikenai pajak lagi, udah diratifikasi DPR," tambahnya.

Karena itu, ujar dia, pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) tidak perlu minder menghadapi persaingan di pasar internasional. Pasalnya, sudah mulai ada peralihan sifat konsumen di pasar negara maju.

"Saya sudah tahu seluruh dunia apalagi negara maju, Eropa, Amerika, mereka suka beli UMKM dibanding beli korporat yang massal, nggak apa-apa lebih mahal, karena masyarakat maju menyadari perlu perputaran kekayaan," kata Zulkifli.

Untuk memperluas pasar, lanjutnya, akan  diarahkan ke negara yang selama ini belum terjamah pasar ekspor secara luas, yakni ke luar Amerika dan Eropa.

"Masa depan dunia ada di Asia dan Afrika. Saya ketika diperintahkan jadi Mendag saya langsung buka pasar nontradisional, Bangladesh ada 165 juta orang, punya uang. Kalau 1 orang beli mangga aja sudah banyak. India 1 miliar orang, potensi besar," ujar Zulkifli.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Krakatau Steel dan Techbros Maksimalkan Digitalisasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular