Transformasi Bank: Era Baru Digital dan Kecerdasan Buatan

dpu, CNBC Indonesia
26 May 2025 18:16
Ilustrasi Transformasi Digital. (Dok. Freepik)
Foto: Ilustrasi Transformasi Digital. (Dok. Freepik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri perbankan global tengah mengalami pergeseran struktural, di mana saluran digital dan mobile kini menyumbang lebih dari 60% total transaksi. Sistem perbankan tradisional yang selama ini menjadi tulang punggung layanan keuangan, kini mulai terlihat usang di tengah kebutuhan era digital yang menuntut kecepatan, keamanan, dan kenyamanan maksimal.

Dengan kemajuan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), komputasi awan, serta ekosistem berbasis API, bank tidak lagi mempertanyakan apakah mereka perlu berubah, tetapi seberapa cepat mereka bisa beradaptasi. Ketertinggalan bisa menjadi awal kehancuran, saat teknologi keuangan terus melaju tanpa henti.

Seperti diketahui, sistem perbankan lama memiliki keunggulan stabilitas, namun tidak lagi mampu mengikuti laju transformasi digital. Beban biaya pemeliharaan tinggi, pembaruan lambat, serta arsitektur yang terpisah-pisah menjadi hambatan utama dalam mewujudkan layanan modern.

Namun, meninggalkan sistem ini sepenuhnya bukan jawaban yang realistis. Solusinya adalah modernisasi strategis-menggunakan pendekatan bertahap dan cerdas. API menjadi jembatan utama, memungkinkan sistem lama terhubung dengan teknologi baru tanpa harus dihancurkan sepenuhnya.

"Modernisasi bukan berarti menghancurkan yang lama. Ini tentang membangun jembatan antara fondasi yang stabil dengan masa depan yang gesit," ujar Vice President of Application Development BNI, Durga Prasad Uppu, Senin, (26/5/2025).

Integrasi layanan berbasis cloud dan microservices membuka jalan bagi skalabilitas elastis dan ketahanan sistem. Bahasa pemrograman warisan seperti COBOL, RPG atau PL/I tidak harus ditinggalkan. Dengan penerapan AI driven dan otomatisasi kode serta migrasi ke arsitektur terbaru, kode lama dapat direvitalisasi dan kembali berfungsi dengan optimal.

AI Mengubah Permainan dalam Dunia Perbankan

Kecerdasan buatan bukan sekadar tren, tapi kekuatan utama dalam menciptakan pengalaman perbankan yang cerdas dan terpersonalisasi. Dari pendeteksian penipuan secara real-time, hingga analisis prediktif yang memperkirakan kebutuhan nasabah-AI merevolusi cara kerja bank.

Salah satu contoh sukses adalah sistem COIN milik JPMorgan Chase, yang menghemat 360.000 jam kerja tahunan dengan mengotomatisasi peninjauan dokumen hukum. Bukti bahwa AI mampu bukan hanya menggantikan pekerjaan, tetapi mengubah proses dari dasar.

"AI memungkinkan bank untuk tidak hanya melayani, tapi memahami pelanggan secara mendalam," tegas Durga.

Bank yang berinvestasi pada AI tidak sekadar efisien, namun juga menciptakan pengalaman baru yang mampu membangun loyalitas nasabah.

Revolusi Cloud: Kecepatan, Skala, dan Keamanan

Perpindahan ke sistem cloud tak lagi dapat dihindari. Dulu, isu keamanan dan kepatuhan membuat banyak bank ragu. Kini, sistem cloud justru menawarkan enkripsi canggih, pemantauan ancaman berbasis AI, dan kepatuhan real-time.

Strategi hybrid cloud menjadi opsi realistis. Bank kecil bisa mengadopsi cloud bertahap sesuai kebutuhan bisnis, sedangkan bank besar dapat mengandalkan multi-cloud untuk menangani volume transaksi besar.

Cloud juga memungkinkan integrasi API yang mendukung inovasi, termasuk dalam mengembangkan layanan berbasis open banking.

"Cloud bukan hanya tentang penyimpanan data, tapi tentang kemampuan berinovasi dengan cepat tanpa kehilangan kontrol," jelas Durga.

Embedded Finance: Ketika Layanan Keuangan Menyatu dengan Hidup

Tren embedded finance membawa bank keluar dari kantor fisik dan masuk ke setiap aspek kehidupan digital. Kini, layanan keuangan hadir langsung di aplikasi belanja, platform ride-hailing, bahkan media sosial.

Contohnya seperti fitur Buy Now, Pay Later (BNPL) di e-commerce, dan layanan Banking-as-a-Service (BaaS) yang memungkinkan merek non-bank menawarkan produk finansial.

Bank harus mulai hadir di tempat pelanggan berada, atau risiko digantikan oleh pemain digital yang lebih gesit dan inovatif.

Bank masa depan pun harus bersikap proaktif. Adopsi cloud bukan lagi pilihan, tetapi keharusan untuk meraih kelincahan dan efisiensi. Investasi pada AI dan analitik data akan menjadi pembeda antara pemimpin dan yang tertinggal.

Keamanan siber dan kepatuhan hukum harus menjadi fondasi, sementara budaya inovasi perlu ditumbuhkan sejak dalam. Open banking dan embedded finance bukan sekadar tren, tetapi pondasi dari ekosistem keuangan digital masa depan.

Adapun bank yang sukses adalah mereka yang bukan hanya mengikuti perubahan teknologi-melainkan yang mampu membentuknya.

"Bank masa depan bukan sekadar tempat menyimpan uang, tetapi platform yang menyatu dalam kehidupan sehari-hari pelanggan," tutup Durga


(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Simak! Ini 10 Bukti Nyata Kontribusi BRI untuk Indonesia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular