Internasional

Boris Johnson Batal Nyalon Lagi, Ini Calon Terkuat PM Inggris

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
24 October 2022 08:15
Seorang pengunjuk rasa memegang poster yang menyebut Boris Johnson
Foto: Seorang pengunjuk rasa memegang poster yang menyebut Boris Johnson "bersalah" atas Partygate dan "pelaku berantai", selama demonstrasi di Parliament Square, Inggris, Rabu (20/4/2022). (Photo by Vuk Valcic/SOPA Images/LightRocket via Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Politisi dan juga mantan Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson memutuskan untuk menarik diri dari bursa pencalonan pemimpin Partai Konservatif dan PM berikutnya.

Dalam sebuah pernyataan, Johnson yang mengaku telah mendapatkan suara dukungan dari 100 anggota parlemen, memaparkan bahwa ia tak akan mampu jadi pemimpin bila partainya terpecah.

"Ini sama sekali bukan hal yang benar untuk dilakukan. Anda tidak dapat memerintah secara efektif kecuali Anda memiliki partai yang bersatu di Parlemen," ujarnya menurut kantor berita PA Media yang dikutip CNN International, Senin (24/10/2022).

Kemungkinan kembalinya Johnson ke posisi teratas telah memecah pendapat di dalam Partai Konservatif, dengan banyak anggota parlemen merasa khawatir dengan prospek jabatan PM kedua Johnson. Ia sendiri mengundurkan diri pada Juli lalu menyusul serangkaian skandal pelecehan seksual yang melibatkan salah seorang pejabatnya, Chris Pincher.

Dengan pengunduran diri ini, Johnson diperkirakan akan muncul dalam beberapa minggu ke depan di hadapan Komite Keistimewaan Commons. Komite ini akan menyelidiki apakah keputusannya mundur dari pencalonan ini adalah sebuah upaya menyesatkan parlemen.

Sementara itu, pengumumannya muncul setelah mantan Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak secara resmi memasuki perlombaan untuk memimpin Partai Konservatif. Ini merupakan kontestasi kedua Sunak pada tahun ini.

Dalam kontestasi sebelumnya, Sunak telah mengumpulkan 100 nominasi dari anggota parlemen yang dibutuhkan dari anggota partai untuk mencalonkan diri. Sunak telah berusaha untuk menjadi pemimpin dalam bursa pemilihan PM Juli lalu setelah pengunduran diri Johnson.

Namun, saat itu, ia kalah dari Liz Truss, yang baru saja mengundurkan diri pada hari Kamis pekan lalu.

Menanggapi mundurnya Johnson dari pencalonan kali ini, Sunak mengatakan akan tetap berada dalam bursa pencalonan untuk memperbaiki beberapa isu ekonomi yang menerpa Negeri Big Ben.

"Saya ingin memperbaiki ekonomi kita, menyatukan Partai kita dan memberikan untuk negara kita," ujarnya di Twitter.

Bursa pencalonan ketua Partai Konservatif, yang otomatis juga menjadi PM negara itu, kembali muncul tahun ini setelah Liz Truss mengundurkan diri. Setelah 45 hari saja menjabat, Truss mengaku ia tak mampu membawa mandat rakyat untuk menyelesaikan persoalan ekonomi yang membelit Inggris.

Perlu diketahui, saat ini Inggris sedang dalam kondisi meroketnya biaya hidup akibat kenaikan harga pangan dan energi. September lalu, inflasi di negara itu bahkan mencapai 10%.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tersandung 'Partygate', PM Inggris Hadapi Mosi Tidak Percaya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular