Syarat Kebal Resesi: Orang RI Jangan Sampai Berhenti Jajan

haa, CNBC Indonesia
19 October 2022 14:45
Ekonomi Gelap di Mana? Data Sebut RI Cs
Foto: Infografis/ Ekonomi Gelap di Mana? Data Sebut RI Cs "Terang" Tahun Depan/ Ilham Restu

Jakarta, CNBC Indonesia - Efek resesi global dapat merembes hingga ke Tanah Air. Jika hal ini terjadi, maka tekanan eksternal ini dapat memicu pelemahan di dalam negeri.

Guru Besar Ilmu Ekonomi pada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) Mudrajad Kuncoro mengungkapkan Indonesia perlu menyiapkan skenario.

"Worst scenario-nya apa? So what? apa yang harus kita lakukan?," ungkap Mudrajad dalam Seminar Nasional Badan Keahlian DPR RI, Rabu (19/10/2022).

Pertama, pemerintah harus mengamankan demand atau permintaan.

"Bagaimana agar tetap permintaan itu tumbuh baik itu konsumsi, investasi dan ekspor," tambahnya.

Kedua, memacu aktivitas operasi. Salah satunya, dengan mendorong sektor negatif untuk tumbuh positif agar penciptaan lapangan kerja bisa terlaksana.

Ketiga, pola pertumbuhan harus diubah. Selama ini, pola pertumbuhan Indonesia didorong oleh konsumsi.

Konsumsi menyumbang ekonomi Indonesia sebesar 55-57% selama 20 tahun terakhir. Sementara itu, ekspor yang dikurangi impor masih di bawah 20% terhadap PDB.

Dengan demikian, ekspor dan investasi seharusnya dapat digenjot.

Jika hal ini tidak dilakukan, Mudrajad mengemukakan Indonesia bisa terkena dampak dari pertumbuhan negatif, yakni kemiskinan, ketimpangan dan pengangguran akan naik.

"Meskipun dikatakan tadi pengangguran mulai menurun. Mulai menurun tidak semua provinsi," paparnya dalam Seminar Nasional Badan Keahlian DPR RI.

Buktinya, angka pengangguran DKI Jakarta, Banten, Kepulauan Riau, termasuk yang tertinggi dibandingkan angka nasional yang turun menjadi 5,8% pada Februari 2022.

64 juta unit usaha UKM terpapar PHK teradi pengangguran, kemiskinan ketimpangan.

Untuk menangani masalah ini, Mudrajad menilai pemerintah harus mampu membantu 40% masyarakat di dalam kelompok penghasilan terbawah.

"Omzet turun 20-100%. Serius ini, ini bukan hoax. Ini true story," paparnya.

Untuk membantu tekanan ekonomi ini, dia sepakat untuk mendorong masyarakat menegah atas tetap berbelanja.

"Belanjalah dan jajanlah Anda, dan itu melariskan UMKM sehingga ekonomi tumbuh," ungkapnya.

Ekonom senior Universitas Indonesia Chatib Basri mengungkapkan bahwa untuk membantu masyarakat miskin dan rentan, pemerintah harus menyalurkan bantuan sosial, baik PKH ataupun Bantuan Langsung Tunai.

"Kelompok miskin begitu mereka dapat uang mereka akan spend beli makanan di warteg," katanya dalam kesempatan yang sama.

Jika ada permintaan di UMKM atau di pasar tradisional, Chatib yakin aktivitas ekonomi akkan jalan.

Dengan demikian, selama permintaan dalam negeri terjaga, efek dari luar negeri akan bisa teredam.  "Sebuah negara yang pasar domestiknya besar, mereka lebih resilient dengan global crisis," tegas Chatib.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lebaran Penuh Suka Cita, Warga +62 Jor-joran Belanja

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular