
Nah! Ini Bahaya yang Ditakuti Sri Mulyani Terjadi di 2023

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah telah menetapkan bahwa arah kebijakan fiskal pada 2023 adalah optimistis dengan kewaspadaan yang tinggi akan risiko ketidakpastian global.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan dengan arah ini, pemulihan ekonomi akan terus dijaga. Namun, pemerintah akan mewaspadai pelemahan dari sisi ekspor.
"Ekspor kita akan terpengaruh apabila dunia mengalami resesi," kata Sri Mulyani dalam Seminar Nasional Badan Keahlian DPR, Rabu (19/10/2022).
Oleh karena itu, Sri Mulyani menilai konsumsi harus dilindungi ke depannya.
Di sisi lain, dia memastikan belanja pemerintah akan selektif karena adanya exposure pengetatan likuiditas serta kenaikan dolar AS.
Hal ini dilakukan di tengah upaya pemerintah mengembalikan defisit fiskal/APBN ke bawah 3%.
Risiko lain yang diwaspadai Sri Mulyani adalah inflasi akan akan meningkat.
"Baik dari harga komoditas, maupun pelemahan rupiah yang memicu kenaikan harga yang disebut imported inflation.
Seperti ditayangkan dalam bahan paparan Sri Mulyani, scarring effect inflasi yang tinggi berpotensi memicu stagflasi.
Pemerintah bersama BI, OJK dan LPS di dalam KSSK akan terus memantau sektor mana yang masih belum pulih, meskipun Sri Mulyani sudah memetakan sektor yang sudah berangsur pulih dari scarring effect pandemi.
Sektor tersebut a.l. transportasi, konstruksi dan perhotelan.
Selain itu, pemerintah akan mewaspadai perang di Ukraina yang bisa menyebabkan gangguan dari sisi suplai serta potensi moderasi harga komoditas dan pengetatan moneter yang agresif.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dunia Terancam Resesi, Ada Pesan Buat Pak Jokowi Nih!