Internasional

'Malapetaka' di Eropa Makin Mencekik, Giliran Belgia Teriak

luc, CNBC Indonesia
Jumat, 23/09/2022 06:20 WIB
Foto: Sejumlah warga Ibu Kota Brussels, Belgia  memprotes perpanjangan masa pembatasan Covid-19  pada Minggu (21/11/2021). (AP Photo/Olivier Matthys)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sekitar 10 ribu warga Belgia turun ke jalan untuk berunjuk rasa menyusul kenaikan harga pangan dan tagihan energi yang kian mencekik.

Mengenakan warna hijau, biru dan merah, warna dari tiga serikat pekerja utama, kemarahan terlihat jelas saat mereka berkumpul di pusat kota pada Rabu (21/9/2022).

Para pengunjuk rasa mengatakan kepada Euronews bahwa mereka ingin politisi lokal, nasional, dan Eropa bereaksi sekarang dan mengambil tindakan segera untuk membantu mereka mengatasi beban keuangan akibat krisis.


Mereka mengatakan tanggung jawab terletak pada politisi nasional untuk mengatasi masalah sekarang dan tidak menyalahkan geopolitik.

"Saya telah bekerja selama 23 tahun terakhir dan sekarang adalah pertama kalinya saya mengalami kesulitan nyata untuk bertahan hidup," kata salah seorang pengunjuk rasa, Ludovic.

Pekerja lain dari Charleroi mengatakan dia mengandalkan pemerintahnya untuk memperbaiki masalah dan menemukan solusi. "Saya tidak peduli dengan geopolitik," tuturnya.

Beberapa pengunjuk rasa memegang spanduk menyerukan undang-undang dari tahun 1996 tentang kesejahteraan pekerja untuk diubah sehingga serikat pekerja dapat menegosiasikan kenaikan gaji.

Namun, lanskap politik Belgia rumit seperti yang dijelaskan Miranda Ulens, juru bicara Yayasan Buruh Umum Belgia.

"Kami memiliki berbagai jenis pemerintahan. Kami memiliki bagian berbahasa Flemish, bagian berbahasa Belanda, mereka tidak melakukan apa-apa. Dan mereka punya uang tetapi mereka mengatakan 'kami ingin keseimbangan keuangan publik kami terkendali, jadi kami tidak memberikan apa-apa'. mereka perlu membantu orang-orang sekarang,"ujarnya,

Sekretaris Nasional Konfederasi Serikat Pekerja Belgia Olivier Valentin mengatakan ada banyak perusahaan yang mengalami kesulitan saat ini, termasuk perusahaan yang sempat menghasilkan banyak keuntungan.

Valentin mengatakan harus dimungkinkan untuk menegosiasikan upah yang lebih tinggi bagi para pekerja di perusahaan-perusahaan ini, tetapi undang-undang tahun 1996 membuatnya tidak mungkin.

Dia menambahkan bahwa perlu ada otonomi dalam kebijakan energi Belgia.

Terkait sejumlah tuntutan itu, mogok kerja rencananya akan dilangsungkan pada 8 November di Belgia.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Harga Emas Antam Naik Tinggi - Daftar Negara Terancam Krisis