Pelosi Beraksi Lagi, Kini Mau 'Nimbrung' Perang Baru di Asia
Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah sempat jadi biang kerusuhan di Taiwan, Ketua DPR AS Nancy Pelosi akan mengunjungi Armenia akhir pekan ini. Adapun, negara tersebut sedang terlibat perang di perbatasan dengan tetangganya, Azerbaijan.
Pelosi akan menunjukkan dukungannya bagi Armenisa. Hal itu diungkapkan oleh sumber yang mengetahui rencana tersebut kepada Politico.
Pelosi akan melakukan perjalanan ditemani oleh Anggota DPR Jackie Speier setelah singgah di Berlin untuk menghadiri G-7 Speakers' Summit. Dia diperkirakan akan bertemu dengan Perdana Menteri Nikol Pashinyan di Yerevan serta pejabat pemerintah lainnya.
Ini akan menjadi perjalanan luar negeri 'dramatis' terbaru setelah kedatangannya yang kontroversial di Taiwan bulan lalu. Tindakan tersebut diyakini sebagai langkah politik Pelosi yang ingin memperkuat warisannya sebagai penjunjung tinggi hak asasi manusia, tidak hanya di AS, tetapi juga di seluruh dunia.
Sementara itu, Speier, adalah salah satu dari sedikit anggota parlemen AS berdarah Armenia.
Ketika ditanya tentang rencana perjalanan tersebut, Drew Hammill, wakil kepala staf DPR, mengatakan enggan mengonfirmasi atau membantah haitu.
"Kami tidak mengkonfirmasi atau menolak perjalanan internasional sebelumnya karena protokol keamanan yang sudah lama ada," katanya, mengutip Politico, Jumat (16/9/2022).
Armenia dan Azerbaijan telah terkunci dalam perseteruan berdarah selama puluhan tahun atas Nagorno-Karabakh, wilayah yang diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan, tetapi dihuni oleh etnis Armenia.
Dua tahun lalu, kedua negara berperang besar kedua mereka atas tanah yang diperebutkan, yang menyebabkan ribuan orang tewas dan lebih banyak kekuatan regional untuk Baku.
Kekerasan meletus lagi akhir pekan lalu, dengan pejabat di kedua ibu kota saling menyalahkan karena menyerang lebih dulu. Armenia mengeklaim militer Azerbaijan menggunakan drone, artileri, mortir, dan tembakan senjata ringan untuk menargetkan sejumlah kota perbatasan. Azerbaijan, bagaimanapun, mengatakan pasukan Armenia bergerak ke posisi untuk eskalasi pertempuran jangka panjang.
Lebih dari 170 tentara di kedua belah pihak tewas dalam pertempuran selama beberapa hari terakhir, klaim pejabat di Yerevan dan Baku.
Rusia mengatakan telah menengahi gencatan senjata Selasa, tetapi itu tidak berlangsung lama dan kekerasan berlanjut hingga Rabu.
Kunjungan Pelosi pun akan sangat berarti bagi komunitas Armenia-Amerika, yang telah menyerukan lebih banyak fokus politik pada krisis.
"Armenia belum menerima perhatian seperti yang diterima Ukraina, dan ini akan menyoroti negara yang melintasi perbatasan internasional yang melanggar hukum internasional," kata Anthony Barsamian, ketua bersama Majelis Armenia Amerika.
(luc/luc)