
Bukan Ratu Elizabeth, Banyak Kabar 'Duka' Datang dari Inggris

Pertumbuhan ekonomi yang stagnan pada Juli 2022 membuat ekonomi Inggris makin dekat dengan resesi. Sebelumnya BoE telah memberi peringatan bahwa Inggris akan jatuh ke dalam resesi karena kenaikan suku bunga terbesar dalam 27 tahun dalam upaya memerangi inflasi.
BoE menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada Agustus menjadi 1,75%, kenaikan suku bunga terbesar sejak 1995 dan menjadi yang keenam berturut-turut.
BoE pun memperkirakan inflasi akan mencapai puncaknya pada Oktober dengan laju 13,3% dan tetap berada di posisi yang tinggi hingga 2023 , sebelum jatuh ke 2% pada 2025. Dalam kondisi ini, sebuah rumah tangga biasa akan membayar hampir 300 pound sterling per bulan untuk energi mereka pada bulan Oktober, kata BoE.
Kenaikan suku bunga terbesar Agustus masih akan berlanjut bulan ini berkisar 50 bp menjadi 2,25% yang merupakan level tertinggi sejak Desember 2008.
Gubernur Bank Andrew Bailey melihat tidak ada pilihan yang lebih baik saat ini untuk menaikkan suku bunga demi meredam inflasi.
"Saya tahu bahwa mereka (yang terbebani biaya hidup tinggi) akan merasa, 'Nah, mengapa Anda menaikkan suku bunga hari ini, bukankah itu membuatnya lebih buruk dari perspektif itu dalam hal konsumsi?', saya khawatir jawaban saya untuk itu adalah, tidak karena saya khawatir alternatifnya bahkan lebih buruk dalam hal inflasi yang terus-menerus," ujarnya.
Namun, banyak rumah tangga akan makin terbebani karena kenaikan suku bunga termasuk beberapa pemegang hipotek.
Dengan suku bunga sebesar 1,75%, pemilik rumah dengan hipotek harus membayar sekitar 52 pound sterling lebih sebulan dan menjadi 59 pound streling ketika bank sentral makin ketat kebijakan moneternya.
Ini berarti pemegang hipotek pelacak dapat membayar sekitar 167 pound sterling dalam sebulan dibandingkan dengan sebelum Desember 2021. Kemudian pemegang hipotek variabel membayar hingga 132 pound sterling lebih banyak. Suku bunga telah naik enam kali berturut-turut sejak akhir tahun lalu.
Suku bunga yang lebih tinggi juga berarti biaya yang lebih tinggi untuk hal-hal seperti kartu kredit, pinjaman bank dan pinjaman mobil.
Saat kebutuhan sudah mahal, kenaikan suku bunga akan membuat pinjaman juga menjadi lebih mahal sehingga baik perusahaan maupun rumah tangga harus menanggung bunga lebih besar lagi. Akibatnya ekonomi akan mandek karena produksi dan konsumsi yang lesu. Hal ini yang sangat bisa terjadi di Inggris melihat keadaan saat ini.
Perekonomian diperkirakan menyusut dalam kuartal ketiga 2022 dan terus melemah hingga akhir 2023. Ekonomi Inggris pada 2022 diperkirakan tumbuh 3,5% pada 2022, dibandingkan pada 2021 sebesar 7,4%. Sementara pada 2023 ekonomi Inggris akan tumbuh 0,2%, menurut jajak pendapat Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)