Bye Putin! Tanda Rusia KO di Ukraina Makin Jelas, Ni Buktinya
Jakarta, CNBC Indonesia - Tentara Rusia dilaporkan makin melemah dalam operasi militernya di Ukraina. Terbaru, Moskow dikabarkan mengalami kekurangan personil militer.
Seorang intelijen Amerika Serikat (AS) mengatakan Rusia sedang berusaha merekrut anggota layanan kontrak. Bahkan, negara pimpinan Presiden Vladimir Putin itu juga membuka kemungkinan merekrut para narapidana yang telah dihukum untuk ikut perang.
"Militer Rusia menderita kekurangan tenaga yang parah di Ukraina," kata pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim kepada Reuters, Kamis, dikutip Jumat (2/9/2022).
Pejabat itu menambahkan bahwa Rusia juga memaksa tentara yang terluka untuk masuk kembali ke pertempuran. Termasuk memperoleh personel dari perusahaan keamanan swasta hingga memberi iming-iming bonus untuk wajib militer.
"Secara terpisah, kami memiliki laporan yang kredibel bahwa Kementerian Pertahanan Rusia juga kemungkinan akan mulai merekrut penjahat yang dihukum di Ukraina dengan imbalan pengampunan dan kompensasi finansial," tambahnya.
Hingga saat ini, Rusia belum mengungkapkan kerugian apa pun dalam konflik itu sejak minggu-minggu pertama. Kremlin hanya pernah meng-update korban perang dari sisinya di Maret, 1.351 jiwa.
Tetapi Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan jumlah pasukan Rusia yang tewas telah mencapai 47 ribu jiwa dalam enam bulan ini. Pejabat Barat juga meyakini angka lebih besar sekitar 70 hingga 80.000.
Kalah di Kherson?
Pekan ini, angkatan bersenjata Ukraina mengklaim telah merebut kembali empat desa di wilayah Kherson, selatan Ukraina, yang awalnya diduduki Rusia. Perebutan ini dilakukan melalui operasi darat.
Kyiv menyebut keberhasilan ini didapatkan dari serangan yang ditujukan untuk menghantam jalur pasokan Rusia, pos komando, gudang peralatan dan amunisi, serta pangkalan udara yang berisi artileri roket presisi tinggi hingga drone. Kherson sendiri menjadi jalur penting masuknya pasokan tempur Rusia,karena dekat denna Krimea.
Perlu diketahui Krimea adalah tempat pangkalan militer Rusia berada. Wilayah ini dianeksasi Rusia dari Ukraina di 2014.
Mundur di Donbas?
Sementara itu, pasukan Rusia juga disebut mundur di wilayah utama perang, Ukraina bagian timur, Donbass. Orang dalam militer mengatakan pasukan Kremlin sudah tidak memiliki tenaga untuk melanjutkan pertempuran
"Kerugian besar Rusia berarti tidak memiliki tenaga untuk melanjutkan perangnya di Ukraina," menurut orang dalam militer, John Callahan, melansir Express kemarin.
"Tampaknya kemampuan mereka untuk menghasilkan peralatan berteknologi tinggi berkurang... Masih ada, tetapi jalur perakitan itu tidak jauh berbeda dengan jalur perakitan yang kami miliki di Inggris dan di AS. Mereka memproduksi beberapa kendaraan dalam sebulan."
Donbass adalah bekas jantung industri Ukraina di timur, yang secara historis merupakan wilayah penting secara ekonomi. Ini terdiri dari dua wilayah besar Luhansk dan Donetsk, yang sebagian besar berbahasa Rusia.
Daerah itu dipandang sebagai simbol bagi pertempuran Putin. Beberapa hari sebelum ia mengumumkan menyerang Ukraina pada 24 Februari, Putin mengakui klaim kemerdekaan separatis di Donbass dengan Luhansk dan Donetsk mendeklarasikan diri sebagai republik rakyat sendiri.
(sef/sef)