
Ini Fakta! Eropa Sedang Gawat, Terburuk dalam 500 Tahun

Jakarta, CNBC Indonesia - Bencana gelombang panas masih terus melanda Eropa. Kurangnya curah hujan yang parah dan serangkaian gelombang panas dari Mei dan seterusnya telah berdampak pada saluran air di kawasan itu.
Di Prancis, debit Sungai Loire sendiri berada pada level terendah saat Eropa mengalami kekeringan terburuk dalam setidaknya 500 tahun. Kondisi kering memungkinkan warga untuk menyeberangi Sungai Loire dengan berjalan kaki menyeberangi sungai.
Perairan di sekitar Sungai Po Italia yang dilanda kekeringan telah mengungkapkan artefak yang berasal dari Perang Dunia II. Artefak yang muncul di permukaan termasuk tongkang sepanjang 50 meter dan bom yang sebelumnya terendam.
Di Jerman, dikhawatirkan ketinggian air di Sungai Rhine dapat mengganggu pelayaran di sungai itu. Debit air yang rendah dapat memicu kapal yang lewat untuk kandas.
"Kami belum pernah melihat tingkat kekeringan ini dalam waktu yang sangat lama. Ketinggian air di beberapa saluran air utama lebih rendah daripada selama beberapa dekade," kata analis senior Eropa dan kebijakan iklim di The Economist Intelligence Unit, Matthew Oxenford, melalui telepon kepada CNBC International, Kamis, (1/9/2022).
"Untuk beberapa saluran utama, hanya ada sedikit kelonggaran, terkadang kurang dari 30 sentimeter sebelum saluran tersebut benar-benar tidak dapat dioperasikan untuk segala jenis pengiriman," tambahnya.
"Jadi, itu akan memiliki dampak yang sangat signifikan pada aktivitas ekonomi dan manusia yang terjadi di sekitar saluran air ini mengingat kita kemungkinan akan tetap berada dalam beberapa bentuk kekeringan untuk beberapa waktu mendatang."
Analisis awal dari Pusat Penelitian Gabungan Uni Eropa mengatakan Eropa berada dalam cengkraman kekeringan terburuk dalam 500 tahun terakhir.
Pada awal Agustus, laporan Observatorium Kekeringan Global juga menegaskan bahwa sekitar dua pertiga Eropa berada di bawah peringatan kekeringan. Ini berarti tanah telah mengering dan vegetasi "menunjukkan tanda-tanda stres".
Analisis tersebut menemukan bahwa hampir semua sungai Eropa telah mengering sampai batas tertentu, sementara tekanan air dan panas "secara substansial mengurangi" hasil panen musim panas. Ini akan mempengaruhi panen jagung, kedelai dan bunga matahari hingga 16%, 15% dan 12%.
Itu terjadi karena harga pangan tetap tinggi di tengah serangan Rusia di Ukraina. Dua negara tersebut merupakan produsen utama komoditas seperti gandum, jagung, dan minyak bunga matahari.
(sef/sef) Next Article Eropa Bagai "Neraka", Dihantam Kekeringan Terburuk 500 Tahun