Sri Mulyani Beri Warning, Malapetaka Eropa Bisa Terjadi di RI

News - hadijah, CNBC Indonesia
02 September 2022 13:55
Konferensi Pers Tindak Lanjut Hasil Rakor KemenkoPerekonomian terkait Kebijakan Subsidi BBM (Tangkapan Layar Youtube Kementerian Keuangan RI) Foto: Konferensi Pers Tindak Lanjut Hasil Rakor KemenkoPerekonomian terkait Kebijakan Subsidi BBM (Tangkapan Layar Youtube Kementerian Keuangan RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Malapetaka gelombang panas di Eropa berpotensi terjadi di Indonesia pada tahun depan. Cuaca panas di Indonesia akan dipicu oleh fenomena el nino.

El nino adalah kenaikan suhu akibat pemanasan di perairan Pasifik bagian tengah dan timur. El nino dapat menimbulkan potensi gagal panen. Ancaman ini telah diingatkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat rapat kerja bersama Komisi XI di DPR RI, Rabu (31/8/2022).

"Tahun depan, weather forecast-nya ada elnino. Ini akan menjadi faktor yang perlu kita pertimbangkan," kata Sri Mulyani.

Menurutnya, siklus cuaca akan menjadi faktor dominan pada produksi pertanian pada 2023. Akibatnya, dia memperkirakan produksi pertanian Indonesia pada tahun depan hanya sebesar 3,7%. Angka ini turun dari proyeksi produksi pertanian sebesar 4-4,2% pada dokumen Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF).

Dia melihat Brasil telah mengalami gagal panen dan kekeringan akibat kondisi cuaca panas. Kondisi serupa dialami oleh Kanada. "Mereka sudah terkena siklus seperti itu pada 2021 dan di pertengahan 2022. Pertanyaannya apakah Indonesia akan ke-hit pada 2023?" ujarnya.

Sri Mulyani berharap upaya pemerintah terkait dengan investasi ketahanan pangan dapat meredam faktor cuaca ini.

Pada tahun 2022, sektor pertanian diperkirakan tumbuh menguat. Perkiraan menguatnya kinerja sektor pertanian terutama didukung oleh peningkatan permintaan produk perkebunan khususnya kelapa sawit. Hal ini terungkap dalam laporan pemerintah di Buku Nota Keuangan RAPBN 2023.

"Namun demikian masih terdapat downside risk pada sektor pertanian yakni faktor cuaca dan perubahan iklim, serta isu terkait peralihan pemanfaatan lahan
yang dapat memengaruhi produksi tanaman perkebunan," tulis pemerintah.

Melihat kondisi ini, pemerintah memperkirakan sektor pertanian diperkirakan tumbuh pada kisaran 1,1-1,4 persen pada 2022.

Namun, patut disadari, selama masa pandemi Covid-19, sektor pertanian tetap tumbuh dan membantu meredam dampak pandemi.

Sektor pertanian menjadi satu dari tiga sektor usaha yang mampu tumbuh dan membantu sebagian besar penduduk tetap bertahan dalam masa pandemi.

Untuk memperkuat sektor pertanian, pemerintah akan mengelontorkan dana ketahanan pangan dan pertanian dalam RAPBN tahun anggaran 2023 direncanakan sebesar Rp300,0 miliar atau meningkat sebesar Rp105,0 miliar (53,8 persen) dibandingkan dengan outlook tahun 2022

Gelombang panas telah terjadi di banyak negara tahun ini. Di Eropa, gelombang panas bahkan menimbulkan evakuasi dan kematian.

Bisa dijumpai di Prancis, Sungai Loire bahkan terlihat permukaannya dan menyebabkan manusia bisa menyeberang, berjalan kaki, dengan mudah di beberapa tempat.

Kejadian yang sama juga terjadi di Sungai Rhine, Jerman dan Sungai Po Italia. Gelombang panas ini diperkirakan masih akan berlangsung pada 2023.

Gelombang panas pun terjadi di China. Pada Juli lalu, sebanyak 86 kota di bagian timur dan selatan China harus mengeluarkan peringatan panas. Saat itu, ahli meteorologi China memperkirakan suhu di beberapa kota akan mencapai 40 derajat celcius.

Artikel Selanjutnya

Ini Fakta! Eropa Sedang Gawat, Terburuk dalam 500 Tahun


(haa/haa)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading