Internasional
Eropa Bagai "Neraka", Dihantam Kekeringan Terburuk 500 Tahun

Jakarta, CNBC Indonesia - Eropa menghadapi kekeringan terburuk dalam setidaknya 500 tahun terakhir. Hal itu ditandai dengan dua pertiga dari benua dalam keadaan siaga atau peringatan, mengurangi pengiriman darat, produksi listrik dan hasil panen tertentu.
Laporan Observatorium Kekeringan Eropa (EDO) Agustus, diawasi oleh Komisi Eropa, mengatakan 47% Eropa berada dalam kondisi peringatan, dengan defisit kelembaban tanah, dan 17% dalam keadaan siaga, di mana vegetasi terpengaruh.
"Kekeringan parah yang memengaruhi banyak wilayah Eropa sejak awal tahun telah makin meluas dan memburuk pada awal Agustus," kata laporan itu sebagaimana diberitakan Reuters, dikutip Rabu (24/8/2022).
Laporan itu juga menambahkan bahwa wilayah Eropa-Mediterania barat kemungkinan akan mengalami kondisi yang lebih hangat dan lebih kering dari biasanya sampai November.
Adapun, sebagian besar Eropa telah menghadapi berminggu-minggu suhu yang membakar musim panas ini, yang memperburuk kekeringan, menyebabkan kebakaran hutan, memicu peringatan kesehatan, dan mendorong seruan untuk lebih banyak tindakan mengatasi perubahan iklim.
Tanaman musim panas juga terkena dampaknya dengan target hasil panen pada 2022 untuk jagung biji-bijian ditetapkan menjadi 16% di bawah rata-rata lima tahun sebelumnya dan panen kedelai serta bunga matahari masing-masing akan turun sebesar 15% dan 12%.
Pembangkit listrik tenaga air juga telah terpukul, dengan dampak lebih lanjut pada produsen listrik lainnya karena kekurangan air untuk memberi makan sistem pendingin.
Ketinggian air yang rendah telah menghambat pengiriman darat, seperti di sepanjang Rhine, dengan berkurangnya beban pengiriman yang mempengaruhi transportasi batu bara dan minyak.
EDO mengatakan curah hujan pertengahan Agustus mungkin telah meringankan kondisi, tetapi dalam beberapa kasus hujan datang dengan badai petir yang justru menyebabkan kerusakan lebih lanjut.
Adapun, indikator kekeringan observatorium berasal dari pengukuran curah hujan, kelembaban tanah, dan fraksi radiasi matahari yang diserap oleh tanaman untuk fotosintesis.
[Gambas:Video CNBC]
Eropa Kini di Ambang Malapetaka, Ada Apa Lagi?
(luc/luc)