Taiwan Kepincut Senjata Canggih AS Buat Lawan China
Jakarta, CNBC Indonesia - Tentara Taiwan berencana untuk mengerahkan lebih dari dua lusin baterai peluncur Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) buatan Amerika Serikat (AS) untuk melawan pasukan musuh. Hal itu terungkap dalam anggaran baru yang diajukan ke parlemen pada Rabu (31/8/2022).
Kabinet Presiden Taiwan Tsai Ing-wen belum lama ini mengusulkan kenaikan dua digit dalam pengeluaran pertahanan tahun 2023. Akibat ketegangan baru dengan China, Taiwan menaikkan anggaran militer hampir 14% menjadi US$ 19,41 miliar.
Tentara Taiwan meminta US$ 1,07 miliar, sekitar dua kali lipat dari rencana 2022, untuk pengadaan kemampuan tembakan presisi jarak jauh dari AS, kata anggota parlemen.
Pasukan darat pulau itu akan memesan 29 Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi M142, lebih banyak dari yang direncanakan semula hanya 18. Tentara juga memesan 84 rudal MGM-140 Army Tactical Missile System (ATACMS) (naik dari semula hanya 64), dan 864 roket presisi, keduanya untuk digunakan dengan peluncur HIMARS yang dipasang di truk.
Setelah permintaan pembelian dibuat, Taiwan mengharapkan untuk menerima batch pertama HIMARS-11 sistem pada tahun 2024, menurut proposal tersebut. Tentara bertujuan untuk memenuhi paket penuh pada tahun 2027.
Kemampuan serangan presisi jarak jauh akan membantu mengatasi tantangan logistik ketika memasok dan memperkuat pasukan garis depan di pulau-pulau terpencil, bermil-mil dari pantai China, atau ketika memberikan dukungan melintasi zona konflik di Taiwan.
"Oleh karena itu, solusi terbaik adalah memberikan dukungan tembakan lintas-zona segera untuk membunuh, menghancurkan, dan melumpuhkan kekuatan pendaratan musuh dengan daya tembak jarak jauh, presisi, sangat mobile, dan area luas," kata legislator yang akan meninjau anggaran diberitahu, melansir Newsweek, Kamis (1/9/2022).
Tentara Taiwan beralih ke HIMARS setelah membatalkan rencana sebelumnya untuk membeli 40 howitzer self-propelled M109A6 "Paladin" dalam kesepakatan US$750 juta yang disetujui oleh pemerintahan Biden satu tahun lalu.
Pada Mei, AS memberitahu Taiwan tentang kemungkinan penundaan dalam memenuhi pesanan karena padatnya jalur produksi. Ini artinya Taiwan tidak akan menerima pengiriman sistem sampai setidaknya 2026. Washington menyarankan beberapa sistem peluncuran roket terpandu (GMLRS), seperti HIMARS, sebagai alternatif.
Rencana untuk menurunkan lebih banyak HIMARS akan sesuai dengan keinginan Washington agar Taipei berinvestasi lebih banyak untuk mencegah dan bertahan melawan China.
Pemerintahan Biden sendiri telah memberi tahu Kongres tentang lima paket senjata untuk Taiwan, termasuk empat pada tahun 2022.
(tfa/luc)