Internasional

Ada Krisis Bayi Perempuan di India, Ternyata Ini Penyebabnya

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
24 August 2022 16:40
Wanita berlatih Shivkalin Yudha Kala, seni bela diri Maharashtrian pada malam Hari Perempuan Internasional, di tanah di pinggiran Mumbai, India 7 Maret 2019. (REUTERS / Francis Mascarenhas)
Foto: Wanita berlatih Shivkalin Yudha Kala, seni bela diri Maharashtrian pada malam Hari Perempuan Internasional, di tanah di pinggiran Mumbai, India 7 Maret 2019. (REUTERS / Francis Mascarenhas)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rasio jenis kelamin di India dilaporkan tidak seimbang, di mana populasi anak-anak laki-laki jauh lebih banyak dibandingkan perempuan.

Meski begitu, India justru mulai menormalisasi hal ini, dengan sebagian besar dipengaruhi oleh perubahan dalam komunitas Sikh, menurut sebuah studi oleh Pew Research Center yang berbasis di Amerika Serikat (AS).

Lembaga think tank nirlaba mempelajari data dari Survei Kesehatan Keluarga Nasional (NFHS-5) terbaru dengan fokus khusus pada bagaimana gender ketidakseimbangan saat lahir telah berubah dalam kelompok agama utama India.

Studi yang dilakukan antara 2019-2021 dan hanya mencakup sekitar 630.000 dari 300 juta rumah tangga di India tersebut mengatakan rasio jenis kelamin saat lahir (SRB) telah meningkat untuk umat Hindu, Muslim dan Kristen. Namun perubahan terbesar muncul pada Sikh, kelompok yang sebelumnya memiliki ketidakseimbangan gender terbesar.

Sikh, komunitas yang membentuk kurang dari 2% dari populasi India, diperkirakan berkontribusi sebesar 5% atau sekitar 440.000 dari "hilangnya" sembilan juta bayi perempuan di India antara tahun 2000 dan 2019.

Merupakan kelompok agama utama terkaya di India, Sikh adalah yang pertama di India yang menggunakan tes penentuan jenis kelamin secara luas untuk menggugurkan janin perempuan.

Masyarakat melihat rasio jenis kelaminnya pada puncak kelahiran pada 130 pada awal 2000-an, sekarang turun menjadi 110 yang jauh lebih dekat dengan rata-rata nasional 108.

"Gambaran yang sebenarnya hanya akan diketahui setelah sensus yang menghitung seluruh populasi dan memberikan laporan yang lebih akurat," kata peneliti dan aktivis Sabu George, melansir BBC, Rabu (24/8/2022).

Preferensi India yang terdokumentasi dengan baik untuk anak laki-laki secara historis menyebabkan rasio jenis kelamin yang sangat condong pada laki-laki dibandingkan perempuan.

Ini berakar pada kepercayaan budaya yang dipegang secara luas, di mana seorang anak laki-laki akan membawa nama keluarga, merawat orang tua di hari tua mereka, dan melakukan ritual pada kematian mereka. Sementara anak perempuan akan membayar mas kawin dan meninggalkan para orang tua untuk mengikuti perkawinan mereka nantinya.

Bias anti-perempuan di India, ditambah dengan ketersediaan skrining seks pra-kelahiran yang mudah dari tahun 1970-an, telah menyebabkan puluhan juta janin perempuan diaborsi. Proses ini dikenal sebagai fetisida perempuan.

Meskipun pemerintah melarang tes seleksi jenis kelamin pada tahun 1994, para pengiat mengatakan hal itu tetap merajalela. Peraih Nobel Amartya Sen menggambarkan India sebagai negara yang kehilangan perempuan akibat bias gender.

Ahli juga mengatakan tidak ada pemilihan jenis kelamin, untuk setiap 100 anak perempuan yang lahir, secara alami akan ada 105 kelahiran laki-laki, tetapi jumlah kelahiran perempuan di India telah jauh lebih rendah selama beberapa dekade terakhir.

Menurut Sensus 2011, India memiliki sekitar 111 anak laki-laki per 100 anak perempuan. Jumlahnya sedikit meningkat menjadi sekitar 109 di NFHS-4 (pada 2015-16) dan sekarang ada di 108.

Data baru ini menunjukkan bahwa preferensi untuk anak laki-laki telah berkurang. Keluarga India juga menjadi lebih kecil kemungkinannya untuk menggunakan seleksi jenis kelamin dalam memastikan kelahiran anak laki-laki daripada anak perempuan.


(tfa/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article India Ratakan Gedung Pencakar Langit Tak Berizin

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular