Internasional

'Bom Waktu' Ekonomi India & Harapan Semu Bonus Demografi

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
29 May 2023 16:05
People wearing masks queue up to board buses in Mumbai, India, Monday, April 5, 2021. India reported its biggest single-day spike in confirmed coronavirus cases since the pandemic began Monday, and officials in the hard-hit state home to Mumbai are returning to the closure of some businesses and places of worship in a bid to slow the spread. (AP Photo/Rafiq Maqbool)
Foto: Warga India mengantre untuk menaiki bus di Mumbai, India (AP/Rafiq Maqbool)

Jakarta, CNBC Indonesia - Status India sebagai negara terpadat di dunia telah mendorong harapan bagi ekonomi global saat populasi China mulai menyusut dan menua.

Tidak seperti China, populasi usia kerja India masih muda, tumbuh, dan diproyeksikan mencapai satu miliar selama dekade berikutnya. Kumpulan besar tenaga kerja dan konsumsi ini bahkan disebut sebagai "keajaiban ekonomi" oleh seorang pejabat pemerintahan Joe Biden dari AS..

Namun, fakta di lapangan sangat berbeda. Keajaiban ekonomi India malah menimbulkan terlalu banyak calon pekerja tetapi tak diimbangi dengan banyaknya lowongan pekerjaan, sehingga hal ini menghasilkan terlalu banyak kompetisi antar individu.

Sunil Kumar, pria berusia 28 tahun dari negara bagian Haryana di India, telah memiliki gelar sarjana, magister, dan saat ini sedang menyelesaikan gelar doktor. Hal ini ia tempuh demi mendapatkan pekerjaan bergaji tinggi di salah satu negara ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di dunia.

"Saya belajar agar saya bisa sukses dalam hidup," katanya, dikutip CNN International, Senin (29/5/2023). "Ketika Anda bekerja keras, Anda harus bisa mendapatkan pekerjaan."

Namun gelarnya tak sebanding dengan pekerjaan yang ia lakukan saat ini. Kumar telah menghabiskan lima tahun terakhir menyapu lantai sebuah sekolah di desanya, pekerjaan penuh waktu yang dia tambahkan dengan usaha sampingan dengan mengajar siswa.

Secara keseluruhan, Kumar hanya menghasilkan sekitar US$ 85 atau setara Rp 1,2 juta sebulan.

Situasi Kumar bukanlah hal yang aneh, sebab fenomena ini dihadapi hampir jutaan pemuda India lainnya. Sehingga tak heran pengangguran kaum muda di negara ini meningkat tajam.

Berbeda dengan China, di mana para ekonom khawatir tidak akan ada cukup pekerja untuk mendukung bertambahnya jumlah lansia, di India kekhawatirannya adalah tidak ada cukup pekerjaan untuk mendukung bertambahnya jumlah pekerja.

Sementara orang di bawah usia 25 merupakan lebih dari 40% dari populasi India, hampir setengah dari mereka atau sekitar 45,8% menganggur pada Desember 2022.

Data ini dibeberkan oleh Pusat Pemantauan Ekonomi India (CMIE), sebuah wadah pemikir independen yang berkantor pusat di Mumbai, yang menerbitkan data pekerjaan lebih teratur daripada pemerintah India.

Beberapa analis menggambarkan situasi tersebut sebagai "bom waktu" dan memperingatkan potensi kerusuhan sosial kecuali lebih banyak pekerjaan dapat diciptakan.

Kaushik Basu, seorang profesor ekonomi di Universitas Cornell dan mantan kepala penasihat ekonomi untuk pemerintah India, menggambarkan tingkat pengangguran kaum muda India sangat tinggi.

"Sudah lama mendaki pelan-pelan, katakanlah selama sekitar 15 tahun pendakian lambat tapi selama tujuh, delapan tahun terakhir ini pendakian tajam," katanya.

"Jika kategori orang tersebut tidak menemukan pekerjaan yang cukup, maka apa yang dimaksudkan sebagai peluang, tonjolan dalam bonus demografis itu, dapat menjadi tantangan dan masalah besar bagi India," tambahnya.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penduduk Negara Ini Bakal Salip China Tapi Ga Tahu Jumlahnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular