Internasional

Momok Baru Ancam India, Ekonomi Bisa 'Mati' Pelan-Pelan

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
29 September 2023 16:50
Orang-orang membagikan makanan gratis kepada warga yang mengungsi yang terkena dampak naiknya air sungai Yamuna setelah hujan lebat di New Delhi, India, 12 Juli 2023. (REUTERS/Adnan Abidi)
Foto: Orang-orang membagikan makanan gratis kepada warga yang mengungsi yang terkena dampak naiknya air sungai Yamuna setelah hujan lebat di New Delhi, India, 12 Juli 2023. (REUTERS/ADNAN ABIDI)

Jakarta, CNBC Indonesia - India merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia. Pada kuartal II-2023 saja, perekonomian Negeri Hindustan itu telah tumbuh hingga di atas 7%, membuat negara itu digadang-gadang menjadi motor baru ekonomi dunia setelah China.

Namun, ada permasalahan baru yang mengancam. Fakta menunjukan partisipasi angkatan kerja negara dengan populasi 1,4 miliar itu hanya sebesar 51%.

"Meskipun angka tersebut akan meningkat seiring berjalannya waktu, proyeksi kami saat ini menunjukkan bahwa angkatan kerja di India akan tetap lebih kecil dibandingkan China hingga akhir tahun 2040-an," kata Oxford dalam sebuah laporan pekan lalu dikutip CNBC International, Jumat (29/9/2023).

Menurut firma penasihat ekonomi tersebut, India harus mencapai tingkat partisipasi lebih dari 70% untuk mencapai jumlah angkatan kerja yang sama dengan China pada tahun 2030.

Meskipun sebagian besar penduduk India berada dalam usia kerja, mereka yang berusia antara 15 dan 64 tahun hanya menyumbang 51% dari angkatan kerja di negara tersebut, dibandingkan dengan 76% di China.

"Populasi India saat ini diperkirakan mencapai 1,4 miliar jiwa dan diperkirakan akan mencapai puncaknya di bawah 1,7 miliar jiwa pada pertengahan tahun 2060 an. Populasi China akan merosot menjadi 1,1 miliar pada saat itu," kata laporan itu.

Bukan hanya rendahnya tingkat tenaga kerja di India yang menimbulkan masalah, produktivitas tenaga kerjanya juga merupakan tantangan lain. Oxford Economics mengaitkan hal ini dengan kurangnya standar pendidikan dan pelayanan kesehatan yang layak di negara tersebut.

"Rata-rata tingkat sumber daya manusia di India, yang menentukan produktivitas angkatan kerjanya dan ditentukan oleh berbagai hasil pendidikan dan kesehatan, saat ini juga berada di peringkat belakang China dan sebagian besar negara-negara tetangganya di kawasan," tambah laporan itu.

Data dari Forum Ekonomi Dunia menunjukkan bahwa tingkat melek huruf India pada tahun 2018 mencapai 74%, tertinggal dari China sebesar 97%. Meski bukan angka yang mengkhawatirkan, kualitas pendidikan di negara ini masih lemah.

Mengenai standar kesehatan, angka harapan hidup saat lahir di India mencapai 70,9 tahun pada tahun 2019, sementara di China adalah 77,7 tahun, menurut laporan Oxford. Laporan tersebut menyoroti bahwa hanya ada 7,3 dokter per 10.000 orang di India, dibandingkan dengan 23,9 dokter per 10.000 orang di China.

"Mengumpulkan dana sangat penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan layanan kesehatan di negara ini," papar Oxford lagi.

Belanja pendidikan saat ini hanya berjumlah 2,9% dari PDB India, tertinggal dari target pemerintah sebesar 6% pada tahun 2020. Dan meskipun pengeluaran pemerintah untuk layanan kesehatan telah meningkat menjadi 2,1% dari PDB tahun ini, belanja tersebut masih lebih rendah dibandingkan banyak negara lain.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 'Bom Waktu' Ekonomi India & Harapan Semu Bonus Demografi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular