Internasional

Muncul Tanda Ekonomi India Mulai Slow, Ini Buktinya

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
06 February 2025 10:57
FILE PHOTO: CCTV cameras are seen installed above the logo of Reserve Bank of India (RBI) inside its headquarters in Mumbai, India, Feb. 7, 2019. REUTERS/Francis Mascarenhas/File Photo
Foto: Reserve Bank of India (REUTERS/Francis Mascarenhas/File Photo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Sentral India (RBI) kemungkinan akan memangkas suku bunga acuan untuk pertama kalinya dalam hampir lima tahun. Pemangkasan terjadi karena meredanya inflasi, sehingga memberi ruang bagi New Delhi untuk merangsang ekonomnya, meskipun rupee bertahan pada rekor terendah.

Melansir CNBC International pada Kamis (6/2/2025), RBI siap memangkas suku bunga repo sebesar 25 basis poin menjadi 6,25% saat mengakhiri pertemuan kebijakannya pada Jumat. Taimur Baig, kepala ekonom di DBS Bank, menyebut hal ini memicu "siklus pemotongan suku bunga yang dangkal".

Obligasi India sendiri memang telah menguat dalam beberapa minggu terakhir dengan imbal hasil acuan 10 tahun turun sebesar 16,5 basis poin dalam waktu sekitar tiga minggu menjadi 6,664% pada penutupan Rabu, menurut data LSEG. Para pedagang meningkatkan taruhan untuk pemotongan suku bunga pada pertemuan Februari.

Jika RBI menurunkan suku bunga, itu akan menjadi pemotongan pertama dalam hampir lima tahun. Bank sentral terakhir kali menurunkan suku bunga pada Mei 2020 saat negara itu berjuang melawan kemerosotan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi Covid-19.

Investor juga akan mencermati pernyataan Gubernur RBI yang baru, Sanjay Malhotra, untuk menilai arah kebijakan moneter bank tersebut. Malhotra mulai menjabat pada Desember.

"Akan menarik untuk melihat apakah RBI akan melanjutkan pernyataan gubernur, selain pernyataan kebijakan moneter, sebagai alat komunikasi kebijakan," kata Goldman Sachs.

Bank Wall Street mengantisipasi penurunan suku bunga seperempat persen minggu ini, bersamaan dengan peralihan kebijakan moneter dari "netral" ke sikap "akomodatif" yang lebih longgar. Bank tersebut juga memperkirakan penurunan tambahan sebesar 25 basis poin pada April.

Suku bunga repo acuan tetap stabil di angka 6,5% selama dua tahun terakhir, karena tingkat inflasi domestik tetap berada di atas target jangka menengah bank sentral sebesar 4%. Bahkan melampaui batas toleransi atas RBI sebesar 6% pada Oktober.

"Penundaan penerapan tarif universal oleh pemerintahan AS yang baru memberikan ruang taktis bagi RBI untuk memprioritaskan pertumbuhan domestik ... dan ruang untuk memangkas suku bunga kebijakan," kata Ruhul Bajoria, ekonom di Bank of America di India.

Pemerintah India telah terus menurunkan perkiraan PDB riil setahun penuhnya, setelah pertumbuhan ekonomi meleset jauh dari ekspektasi pada kuartal yang berakhir September, ketika tumbuh sebesar 5,4%. Ini menjadi ekspansi paling lambat dalam hampir dua tahun.

Proyeksi terbaru bulan lalu memangkas estimasi pertumbuhan untuk tahun fiskal saat ini menjadi 6,4% dari 7,2% pada Oktober, yang terburuk dalam empat tahun. Sementara proyeksi inflasi dinaikkan menjadi 4,8% dibandingkan 4,5% sebelumnya.

Setelah menembus batas atas pada Oktober, inflasi harga konsumen India telah mereda. Inflasi turun dalam batas toleransi bank sentral sebesar 6%, menjadi 5,22% pada Desember dan 5,48% pada November.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Detik-Detik Mobil Jatuh dari Jembatan di India

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular