BPS: Ekspor Juli US$ 25,57 Miliar, Naik 32,03%

Cantika AP Noveria, CNBC Indonesia
Senin, 15/08/2022 11:14 WIB
Foto: Aktivitas bongkar muat ekspor impor di Pelabuhan New Priok, Jakarta Utara, Jumat (25/2/2022). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data perdagangan internasional Indonesia periode Juli 2022. Ekspor masih tumbuh cukup tinggi, seperti ekspektasi pasar.

Pada Senin (15/8/2022), Deputi Kepala BPS Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Setianto melaporkan nilai ekspor pada Juli 2022 adalah US$ 25,57 miliar. Naik 32,02% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor tumbuh 29,21% yoy. Sementara konsensus versi Reuters memperkirakan pertumbuhan ekspor di 29,73% yoy.


"Perlu kita waspadai terkait windfall komoditas yang menjadi andalan ekspor kita. Harga komoditas global terpantau mengalami penurunan.

"Harga komoditas energi menunjukkan tanda-tanda penurunan. Untuk komoditas makanan, mulai April sampai Juli menunjukkan tren penurunan. Penurunan harga komoditas andalan perlu menjadi perhatian kita, sebagai tanda berakhirnya windfall," ungkap Setianto dalam konferensi pers.

Tekanan inflasi dan perlambatan ekonomi global, lanjut Setianto, diperkirakan berlanjut. Beberapa mitra dagang utama Indonesia menunjukkan tren perlambatan pertumbuhan ekonomi sehingga bisa mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia.

Selain itu, tambah Setianto, situasi geopolitik global juga memanas seperti antara China dan Taiwan. Dua negara ini memiliki pangsa perdagangan yang tinggi.

"Kita ketahui Tiongkok dan Taiwan adalah eksportir elektronik utama dunia. Tiongkok adalah eksportir IC terbesar kedua dan eksportir komputer utama dunia. Untuk Taiwan, ini adalah negara eksportir IC pertama dunia, juga eksportir office machine parts. China dan Taiwan adalah negara yang sangat strategis," papar Setianto.


(aji/aji)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Surplus Neraca Dagang RI April 2025 Susut, Tersisa USD 150 Juta