
Bukan China vs Taiwan! China vs Korsel Panas Gegara Amerika

Jakarta, CNBC Indonesia - Hubungan antara China dan Korea Selatan (Korsel) memanas. Hal ini disebabkan peletakan rudal pertahanan dari Amerika Serikat (AS) di Negeri Ginseng yang mengkhawatirkan Beijing.
Dalam sebuah pernyataan, China berpendapat bahwa radar berjenis Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) itu dapat mengintip ke wilayah udaranya. Juru bicara China bahkan menegaskan penempatan THAAD di Korsel merusak kepentingan keamanan strategis China.
Beijing juga menambahkan bahwa Seoul telah mengabaikan perjanjian 2017 yang disebut 'Tiga Tidak.' Dalam perjanjian itu, China menuntut Korsel untuk tidak mengerahkan rudal di wilayah Semenanjung Korea.
Walau begitu, China menyebut pihaknya saat ini tengah mencari solusi dengan Korsel terkait hal ini. Dalam pencarian jalan keluar ini, Beijing mengaku akan tetap mengedepankan prinsip hubungan keduanya yang sehat dan stabil.
"Keduanya telah setuju untuk menganggap serius masalah sah satu sama lain dan terus menangani dan mengelola masalah ini dengan hati-hati untuk memastikan itu tidak menjadi batu sandungan bagi pertumbuhan hubungan bilateral yang sehat dan stabil," ujar pernyataan seorang Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China dikutip Reuters, Jumat (12/8/2022).
Sementara itu, di sisi lain, Korsel memandang sistem tersebut digunakan sebagai bentuk pertahanan diri dari Korea Utara (Korut) yang sedang mengembangkan berbagai sistem rudal dan persenjataan.
Menteri Pertahanan Korsel Lee Jong-sup mengatakan kebijakan THAAD tidak akan berubah karena penentangan China. Ia menyebut hal ini terus dilakukan karena THAAD tidak menarget Beijing.
"Rudal saat ini tidak terstruktur untuk memainkan peran apa pun dalam pertahanan AS tetapi ditempatkan di lokasi yang hanya dapat mempertahankan semenanjung Korea," katanya kepada wartawan.
Hal yang sama juga diutarakan AS. Washington bersikeras pada bahwa THAAD adalah kemampuan pertahanan diri yang bijaksana dan terbatas untuk Korsel dan merupakan tindakan defensif murni terhadap ancaman rudal Korut.
"Kritik atau tekanan pada Korea Selatan (Korea Selatan) untuk meninggalkan pertahanan dirinya tidak pantas," kata wakil juru bicara Departemen Luar Negeri Vedant Patel kepada wartawan melalui panggilan singkat.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Bakal Terbang ke China, Jepang dan Korsel, Ada Apa?