Internasional
Properti China 'Megap-megap', Bisnis Lain Bisa Kena Getahnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Masalah di sekotr properti, terutama real estat, di China dapat meluas ke sektor utama lainnya jika masalah terus berlanjut. Tiga bisnis tertentu juga dianggap paling rentan terkena getahnya, menurut lembaga pemeringkat, Fitch.
Sejak tahun lalu, investor khawatir masalah keuangan pengembang properti China dapat menyebar ke seluruh perekonomian. Dalam 2 bulan terakhir, banyak pembeli rumah menolak membayar hipotek mereka dan ini kembali membawa masalah pengembang ke permukaan di saat pertumbuhan ekonomi China melambat.
"Jika intervensi kebijakan yang tepat waktu dan efektif tidak terwujud, tekanan di pasar properti akan berkepanjangan dan berdampak pada berbagai sektor di China di luar rantai nilai langsung sektor properti," kata analis Fitch dalam laporannya, dikutip CNBC International, Jumat (12/8/2022).
Fitch menganalisis dampak masalah real estat China selama 12 hingga 24 bulan ke depan pada lebih dari 30 jenis bisnis dan entitas pemerintah. Mereka menemukan tiga perusahaan yang paling rentan terhadap masalah real estat, yakni:
1. Perusahaan manajemen aset
"Perusahaan-perusahaan ini memegang sejumlah besar aset yang didukung oleh agunan terkait real estat, membuat mereka sangat rentan terhadap tekanan pasar properti yang berkepanjangan," kata laporan itu.
2. Perusahaan rekayasa dan konstruksi yang bukan milik negara
"Sektor ini secara umum mengalami kesulitan sejak 2021. ... Mereka tidak memiliki keunggulan kompetitif dalam eksposur proyek infrastruktur atau akses pendanaan relatif terhadap rekan-rekan [terkait pemerintah] mereka," kata laporan itu.
3. Produsen kecil baja
"Banyak yang telah beroperasi dengan kerugian selama beberapa bulan dan dapat menghadapi masalah likuiditas jika ekonomi China tetap lesu, terutama mengingat leverage yang tinggi di sektor ini," kata laporan itu.
Fitch mengatakan konstruksi menyumbang 55% dari permintaan baja di China. Perlambatan dalam real estat juga menyeret turun indikator ekonomi yang lebih luas seperti investasi aset tetap dan komponen penjualan furnitur dari penjualan ritel.
Data resmi menunjukkan penjualan perumahan residensial turun 32% pada semester pertama tahun ini dari tahun lalu. Laporan tersebut juga mengutip penelitian industri yang mengindikasikan 100 pengembang terbesar kemungkinan melihat kinerja yang lebih buruk, dengan penjualan turun 50%.
Sementara itu, analisis yang diberikan oleh Fitch umumnya menemukan bisnis besar dan bisnis yang berafiliasi dengan pemerintah pusat kurang rentan terhadap penurunan real estat daripada perusahaan kecil atau yang terkait dengan pemerintah daerah.
Di antara bank, Fitch mengatakan bank kecil dan regional, yang mencerminkan sekitar 30% aset sistem perbankan, menghadapi risiko yang lebih besar. Tetapi lembaga pemeringkat mencatat bahwa risiko bagi bank-bank China secara keseluruhan dapat meningkat jika pihak berwenang secara signifikan melonggarkan persyaratan pinjaman kepada pengembang real estat yang bermasalah.
Bisnis yang paling tidak rentan terhadap masalah real estat adalah perusahaan asuransi, perusahaan makanan dan minuman, operator jaringan listrik dan perusahaan minyak nasional, kata laporan itu.
[Gambas:Video CNBC]
Properti China Babak Belur, Penjualan Diramal Anjlok 30%
(tfa/luc)