
Properti China Babak Belur, Penjualan Diramal Anjlok 30%

Jakarta, CNBC Indonesia - Penjualan properti di China diproyeksi akan merosot hingga 30% pada tahun ini. Hal ini diramalkan oleh lembaga pemeringkat keuangan S&P Global Ratings.
Dalam rilisnya yang dikutip CNBC International, hal ini tergambar dari performa pembayaran konsumen yang saat ini mengalami banyak tunggakan. Ini mengancam para pengembang yang mengandalkan pembayaran cicilan konsumen untuk pembangunan propertinya.
"Penurunan seperti itu akan lebih buruk daripada tahun 2008 ketika penjualan turun sekitar 20%," Esther Liu, direktur di S&P Global Ratings, mengatakan dalam sebuah wawancara telepon Rabu (27/7/2022).
Dalam catatan terpisah, S&P Global Ratings juga memperkirakan pembayaran hipotek yang ditangguhkan dapat memengaruhi dana hingga 974 miliar yuan atau Rp 2.162 triliun.
"Jika ada penurunan tajam dalam harga rumah, ini bisa mengancam stabilitas keuangan," kata laporan itu. "Pemerintah memandang cukup penting untuk segera meluncurkan dana bantuan untuk mengatasi kepercayaan yang terkikis."
Sejak akhir Juni, penghitungan tidak resmi menunjukkan peningkatan pesat pembeli rumah China yang menolak membayar hipotek mereka di ratusan proyek. Penolakan ini diprediksi akan terjadi sampai pengembang menyelesaikan konstruksi di apartemen.
Padahal, sebagian besar rumah di China dijual sebelum selesai, menghasilkan sumber arus kas yang penting bagi pengembang. Para pengembang berjuang untuk mendapatkan pembiayaan dalam dua tahun terakhir karena Beijing menindak ketergantungan mereka yang tinggi pada utang untuk pertumbuhan.
"Jika ada penurunan tajam harga rumah, ini bisa mengancam stabilitas keuangan," tulis rilis itu.
"Ketika penjualan properti turun, lebih banyak pengembang kemungkinan akan jatuh ke dalam kesulitan keuangan," kata Liu seraya memperingatkan hambatan itu bahkan dapat menyebar ke pengembang yang lebih sehat jika situasinya tidak terkendali.
"Ada juga potensi kerusuhan sosial jika pembeli rumah tidak mendapatkan apartemen yang mereka bayar," tambahnya.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wanita Terkaya Asia Ini Kehilangan Separuh Hartanya, Kenapa?