
Ngerasa Gak Sih Kalau Jakarta Makin Macet? Ini Penyebabnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Jalanan Jakarta terpantau semakin macet parah akhir-akhir ini.Â
Wadirlantas Polda Metro Jaya AKBP Rusdy Permana menjelaskan, puncak periode kemacetan terjadi dua kali dalam sehari, yakni mulai dari 06.30-10.00 WIB, kemudian berlanjut pada 15.30-20.30 WIB.
Dia memaparkan, jumlah penduduk yang beraktivitas di siang hari terdiri dari jumlah penduduk asli Jakarta 10,7 juta. Ditambah penduduk dari Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi yang sekitar 3,3 juta orang beraktivitas di Jakarta pada siang hari.
Artinya, ujar dia, di siang hari, ada 13 juta orang yang memadati Jakarta.
Belum lagi, populasi kendaraan yang memadati jalanan.
"Berdasarkan data yang kami miliki, bahwa pertumbuhan panjang jalan di Jakarta ini kurang lebih hanya 0,01% per tahun. Sedangkan pertumbuhan jumlah kendaraan kurang lebih 3% per tahun, dari rasio nggak seimbang. Jumlah kendaraan bermotor yang terdaftar di data kami sepanjang Januari-Juni 2022 kurang lebih 22,23 juta unit," katanya dalam Profit CNBC Indonesia, dikutip Jumat (12/8/2022).
Pantauan CNBCÂ Indonesia, di hari Senin, 8 Agustus 2022 lalu, waktu tempuh dari jalan Otista Raya melintas sepanjang jalur Cawang menuju jalan kapten Tendean membutuhkan waktu sekitar 50-55 menit menggunakan kendaraan roda 2.
Ruas jalan yang menyempit dan permukaan tak rata menambah hambatan lalu lintas. Belum lagi, di sejumlah ruas jalan lain, terdapat galian proyek-proyek perbaikan sehingga semakin mempersempit ruang bagi pengendara.
Di sore, terutama di jam-jam pulang kerja lazim, yaitu pukul 17.00-19.00 WIB, tingkat kemacetan di jalanan Jakarta terpantau semakin menjadi.
Karena itulah, kata Rusdy, pihaknya mengusulkan pergeseran jam kerja di Jakarta.
Menurut dia, kemacetan di pagi dan sore hari bisa diurai dengan memanfaatkan waktu siang hari yang tidak begitu ramai. Dengan demikian, harapannya kondisi jalanan di pagi dan sore bisa lebih lengang.
"Pagi hari kepadatan lalu lintas mencapai 54%, sore-malam mencapai 74%. Dari sini Dirlantas memiliki ide, usulan, gagasan untuk memanfaatkan waktu space waktu dari pagi-sore yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan mobilitas dengan catatan perlu tahapan koordinasi, FGD dan sebagainya," ujar Rusdy
Terkait usulan itu, Kepolisian pun telah mengajak pengusaha untuk melakukan pembahasan bersama sebelum diberlakukan resmi.
![]() Senin, 8 Agustus 2022. Kemacetan di sepanjang ruas jalan tol dan nontol dari Cawang menuju Mampang, Jakarta |
Di sisi lain, Ketua Umum Asoasiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Haryadi Sukamdani mengatakan, kemacetan parang di Jakarta akibat belum memadainya transportas
Padahal, saat ini moda transportasi publik tersedia di Jakarta sudah semakin beragam. Mulai dari Transjakarta, KRL Commuter, hingga MRT.
Selain itu, Hariyadi menambahkan, jumlah kendaraan pribadi yang terus meningkat setiap tahunnya belum berbanding lurus dengan peningkatan kapasitas transportasi publik.
"Ini tidak akan terelakkan terlebih di masa pelonggaran Covid-19 yang berdampak terhadap peningkatan mobilitas masyarakat. Sarana transportasi publik harus diperluas cakupan rutenya," kata Haryadi kepada CNBC Indonesia, dikutip Jumat (12/8/2022).
Selain itu, dia menambahkan, kualitas kenyamanan transportasi publik juga harus ditingkatkan untuk menarik minat masyarakat menggunakan transportasi publik.
"Ini setidaknya akan membantu mengurangi tingginya lalu lintas kendaraan di Jakarta terutama pada jam-jam sibuk, seperti di jam berangkat maupun pulang kerja. Dan diharapkan dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi," kata dia.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta resmi menerbitkan aturan tarif integrasi antarmoda transportasi. Sehingga tarif maksimal untuk keliling Jakarta dengan berbagai moda transportasi seperti Light Rapid Transit (LRT), Transjakarta, hingga Mass Rapid Transit (MRT) hanya Rp 10.000 sekali jalan.
Hal ini tertuang pada Keputusan Gubernur Nomor 733 tahun 2022 tentang Besaran Paket Tarif Layanan Angkutan Umum Masal, yang ditetapkan dan berlaku pada 8 Agustus 2022.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Neraka Macet Jakarta Makin Parah, Datanya Bikin Ngeri
