
Jakarta Macet Gila, Begini Teguran Bos Pengusaha

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengusaha mengkritik kemacetan di Jakarta yang hingga saat ini belum teratasi. Padahal, saat ini moda transportasi publik di Jakarta sudah semakin beragam. Mulai dari Transjakarta, KRL Commuter, hingga MRT.
Menurut pengusaha, tingkat kemacetan yang masih parah di Jakarta akibat belum memadainya transportasi publik menjangkau dan mengakomodir mobilitas masyarakat.
Ketua Umum Asoasiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Haryadi Sukamdani, jumlah kendaraan pribadi yang terus meningkat setiap tahunnya belum berbanding lurus dengan peningkatan kapasitas transportasi publik.
"Ini tidak akan terelakkan terlebih di masa pelonggaran Covid-19 yang berdampak terhadap peningkatan mobilitas masyarakat. Sarana transportasi publik harus diperluas cakupan rutenya," kata Haryadi kepada CNBC Indonesia, dikutip Rabu (10/8/2022).
Selain itu, dia menambahkan, kualitas kenyamanan transportasi publik juga harus ditingkatkan untuk menarik minat masyarakat menggunakan transportasi publik.
"Ini setidaknya akan membantu mengurangi tingginya lalu lintas kendaraan di Jakarta terutama pada jam-jam sibuk, seperti di jam berangkat maupun pulang kerja. Dan diharapkan dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi," kata dia.
![]() Sejumlah stasiun kereta rel listrik (KRL) Commuter Line tampak ramai dengan penumpang seiring penerapan 100 persen kapasitas. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki) |
Pihak Kepolisian sendiri saat ini tengah memutar otak mencari cara mengatasi kemacetan di Jakarta yang semakin meningkat. Ditlantas Polda Metro Jaya pun menggodok usulan jam kerja siang, yang bakal membuat pekerja pulang lebih malam.
"Berdasarkan data yang kami miliki, bahwa pertumbuhan panjang jalan di Jakarta ini kurang lebih hanya 0,01% per tahun. Sedangkan dibanding pertumbuhan jumlah kendaraan kurang lebih 3% per tahun, dari rasio nggak seimbang. Jumlah kendaraan bermotor yang terdaftar di data kami Januari-Juni 2022 kurang lebih 22,23 juta unit," katanya dalam Profit CNBC Indonesia, Selasa (9/8/22).
Sementara itu, jumlah penduduk yang beraktivitas pun mencapai puluhan juta, mayoritas menumpuk di jam sibuk yakni dari 06.30-10.00, kemudian berlanjut pada 15.30-20.30.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Neraka Macet Jakarta Makin Parah, Datanya Bikin Ngeri