
Pemerintah Siap Tambah Kuota Pertalite? Ini Kata Menteri ESDM

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) hingga kini masih membahas terkait rencana penambahan kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite di tahun ini. Mengingat kuota Pertalite yang sudah ditetapkan sebesar 23 juta kilo liter (KL) tidak akan mencukupi hingga akhir tutup tahun.
Adapun Komisi VII DPR RI dan Kementerian ESDM sendiri sebelumnya telah bersepakat untuk menambah alokasi kuota BBM jenis Pertalite sebesar 5 juta KL untuk tahun 2022. Dengan begitu, maka kuota BBM untuk masyarakat kurang mampu tersebut akan bertambah menjadi 28 juta KL.
Meski demikian, Menteri ESDM Arifin Tasrif belum dapat memastikan terkait kepastian penambahan kuota tersebut. Yang pasti, pihaknya akan terus menjaga agar kebutuhan masyarakat akan BBM terpenuhi.
"Angka awalnya kan 23 juta KL lalu kita perkirakan tadinya 10% jadi 25 koma berapa. Tapi kalau misalnya ada migrasi orang memakai Pertalite dari Pertamax gitu kan ini jadi mengakibatkan adanya ketidakseimbangan nah itu yang kita himbau untuk supaya masyarakat (bijak menggunakan BBM)," kata dia ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Kamis (11/8/2022).
Menurut dia, di tengah kenaikan harga BBM yang cukup tinggi dan melonjaknya permintaan akan BBM di masyarakat, pemerintah harus tetap menjaga dari sisi kestabilan. Pasalnya, anggaran yang dimiliki pemerintah saat ini cukup terbatas. Oleh sebab itu, ia meminta kerja sama semua pihak termasuk masyarakat luas dalam kondisi saat ini.
"Kita punya anggaran kekuatan (terbatas) sehingga memberikan beban tambahan yang terlalu berlebihan. Karena kan sekarang pertumbuhan kita 5,44%. Nah kita berharap tahun ini kita bisa mempertahankan itu," kata dia.
Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani meminta kepada PT Pertamina (Persero) untuk mengendalikan konsumsi RON 90 atau Pertalite dan juga BBM Solar Subsidi. Hal ini supaya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak mengalami tekanan.
"Anggaran subsidi untuk minyak Pertalite, Solar itu kita akan menghadapi tekanan dari perubahan nilai tukar dan deviasi harga minyak serta volume yang meningkat. Makanya Pertamina diminta untuk mengendalikan agar APBN tak mengalami tekanan tambahan," terang Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Kamis (11/8/2022).
Seperti yang diketahui, pemerintah sudah mengeluarkan dana subsidi untuk sektor energi dari APBN tahun 2022 senilai Rp 502,4 triliun. Itu artinya, jika ada tambahan kuota BBM Pertalite dan Solar Subsidi, akan ada tambahan subsidi energi dari yang dikeluarkan pemerintah tersebut.
Sebelumnya, Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mencatat sampai pada Juli 2022 ini, konsumsi BBM Pertalite mencapai 16,8 juta KL dari kuota tahun ini yang ditetapkan sebanyak 23 juta KL. Sementara konsumsi Solar Subsidi sudah mencapai 9,9 juta KL dari kuota 14,91 juta di tahun 2022 ini.
Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto sebelumnya mengatakan penambahan kuota tersebut dengan mempertimbangkan konsumsi BBM di masyarakat yang telah melonjak pasca meredanya pandemi covid-19. Oleh sebab itu, Komisi VII DPR RI dan Pemerintah telah menyepakati untuk menambah kuota Pertalite sebanyak 5 juta KL dari yang sebelumnya ditetapkan 23 juta KL.
"Itu kesepakatan kami di Komisi VII. Setelah menghitung berbagai hal, maka antara pemerintah dalam hal ini yang diwakili Menteri ESDM dan kami di komisi VII menetapkan bahwa terjadi kenaikan penambahan volume BBM bersubsidi sejumlah 5 juta KL di DPR," ujarnya saat ditemui di JCC Senayan, Kamis (28/7/2022).
Sebenernya Komisi VII dan Menteri ESDM dalam rapat kerja beberapa bulan lalu juga telah memutuskan untuk menambah kuota BBM Pertalite. Namun demikian, hal tersebut juga masih perlu pembahasan lebih lanjut dengan Banggar DPR RI.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kuota Pertalite Jebol, Minta Ditambah & Dibatasi Segera!
