Lagi Tegang, Ternyata China-AS 'Rebutan' Ini di RI
Jakarta, CNBC Indonesia - Hubungan Amerika Serikat (AS) dan China sedang panas-panasnya. Meski memang sering panas dingin, tensi kedua negara ini cukup bisa membuat negara lain was-was.
Di sisi lain, AS dan China adalah negara mitra dagang Indonesia. Tak hanya sebagai tujuan ekspor maupun investor di dalam negeri.
Tapi, China dan AS juga adalah sumber pasokan sejumlah produk bagi Indonesia. Termasuk, barang-barang konsumsi, seperti buah segar, daging, dan produk susu.
Data Departemen Pertanian AS (USDA) mencatat, sepanjang tahun 2021, nilai impor produk konsumsi Indonesia mencapai US$6,3 miliar. Dipasok oleh China, Australia, AS, Selandia Baru, dan negara lainnya.
Data tersebut menunjukkan, untuk produk konsumsi tertentu, AS unggul di pasar Indonesia. Namun, untuk produk lainnya, China lebih unggul.
Hanya saja, secara total, keperkasaan China di pasar Indonesia sepertinya tak tertandingi.
Mengutip data USDA terkait produk pangan di pasar ritel Indonesia, dari total impor produk berorientasi konsumen atau produk konsumsi, sebanyak US$2,035 miliar berasal dari China.
Disusul Australia dengan porsi US$785 juta.
Sementara, AS dan Selandia baru bersanding dengan masing-masing porsi US$705 juta dan US$647 juta.
"Impor dari AS turun 3 persen secara tahunan, terutama akibat penurunan ekspor susu bubuk, buah segar (apel dan jeruk lemon), juga kentang (french fries). Impor Indonesia didominasi produk untuk input manufaktur atau volume produksi lokalnya tidak mencukupi," demikian mengutip laporan USDA, Selasa (9/8/2022).
"AS bersaing dengan Selandia Baru, Australia, dan Uni Eropa untuk produk susu, dan dengan China dan Australia untuk buah segar, serta dengan Australia dan India untuk kategori produk sapi," lanjut laporan tersebut.
Khusus untuk buah, produk impor di pasar ritel Indonesia mencapai 710.867 ton per Maret 2021. Setara dengan US$1,387 miliar.
Di mana, secara nilai, China menguasai dengan porsi 66%, disusul Australia 9%, Thailand 8%, sedangkan AS memasok 6%.
Pasar buah impor ini menjadi peluang yang masuk dalam sorotan AS. Di mana, dengan total nilai pasar sekitar US$1,4 miliar, ditopang meningkatnya kesadaran pola hidup sehat, menjadi daya tarik tersendiri.
Disebutkan, top produk impor asal AS diantaranya susu dan krim bubuk, suplemen dan bumbu masakan, apel, daging sapi beku, anggur, french fries, almond, dan keju.
Sementara, produk AS yang memiliki prospek paling menjanjikan di pasar ritel Indonesia adalah buah segar, daging sapi, keju, camilan, makanan beku, dan bumbu.
(dce/dce)