
RI Yakin Kebal Efek Konflik China Vs Taiwan, Ini Alasannya

Jakarta, CNBC Indonesia - Situasi ekonomi Asia kini tengah memanas, lantaran ketegangan antara China dan Taiwan pascakedatangan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat Nancy Pelosi ke Taiwan.
China pun sejak pekan lalu sudah memperingatkan AS akan memberikan pembalasan. Negeri Tirai Bambu menjelaskan bahwa kehadiran AS ke Taiwan sebagai provokasi besar, meluncurkan peringatan, dan ancaman yang makin keras.
Mengingat China merupakan mitra dagang utama Indonesia, bagaimana kekhawatiran pemerintah akan hal tersebut?
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjamin konflik antara China dan Taiwan tidak akan berdampak terhadap perekonomian tanah air.
"Saya yakin sampai saat ini relatif dengan situasi belum menyeret ke mana-mana. Jadi ini narasi temperatur saja naik turun," jelas Airlangga pada konferensi pers, Jumat (5/8/2022).
Lagi pula, menurut Airlangga perseteruan AS dan China tersebut adalah persoalan klasik, karena China selalu berupaya untuk menjadi negara nomor satu menggantikan AS.
"China dan Amerika Serikat kita lihat sebagai tantangan (untuk menempati posisi) nomor dua menjadi nomor satu. Dan itu sudah relatif klasik," ujarnya.
Menurut Airlangga, China dan AS ini tidak terlepas dari perang dagang untuk meningkatkan nilai tambah. Mengingat Taiwan merupakan produsen utama dari produk semi konduktor.
Produk semikonduktor tersebut digunakan untuk mendukung digitalisasi. Hal ini sangat penting bagi China karena bisa mempengaruhi sektor perdagangan China hingga 10%.
Dengan demikian, kata Airlangga, kepentingan negara-negara Eropa Barat terhadap produk semikonduktor ini tidak terdisrupsi. Sebab, produk ini menjadi komoditas yang sangat penting di era digitalisasi.
"Jadi, tentu kepentingan negara-negara barat (seperti Amerika Serikat) agar produk semikonduktor tak terdisrupsi, karena ini jadi komoditas sangat penting di era digitalisasi," jelas Airlangga.
Sebelumnya, China pun memberikan sanksi kepada Taiwan dengan menghentikan impor beberapa komoditas seperti jeruk, kerang, ikan beku makarel, gula, biskuit, hingga roti.
Selain itu, China juga menyetop ekspor pasir alam ke Taiwan sebagai pembalasan atas kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi. Padahal komoditas ini sangat dibutuhkan Taiwan untuk sektor konstruksinya.
RI sendiri buka suara soal ini melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu). Juru Bicara Kemenlu Teuku Faizasyah mengatakan Indonesia sangat prihatin atas semakin tajamnya rivalitas di antara kekuatan besar, merujuk ke China dan AS.
"Jika tidak dikelola dengan baik, rivalitas tersebut dapat menciptakan potensi konflik terbuka dan mengganggu stabilitas dan perdamaian yang ada, termasuk di Taiwan Strait," katanya dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (4/8/2022).
Teuku juga mengatakan RI mendorong semua pihak melakukan langkah-langkah nyata untuk mengurangi ketegangan yang dapat memperburuk situasi. Menurutnya, saat ini dunia memerlukan kearifan dan tanggung jawab para pemimpin dunia agar perdamaian dan stabilitas dapat terjaga.
"Indonesia tetap menganut kebijakan 'One China Policy'," tambahnya lagi.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Dia Jurus Menteri Jokowi Rem Efek Badai Krisis Global