Duh! Orang Kaya RI Tiba-tiba Malas Belanja, Kenapa Nih?

Maesaroh, CNBC Indonesia
08 August 2022 15:45
Orang-orang berbelanja di pasar grosir sayur dan buah di tengah krisis ekonomi yang sedang berlangsung di pinggiran Kolombo. (AFP via Getty Images/ARUN SANKAR)
Foto: Orang-orang berbelanja di pasar grosir sayur dan buah di tengah krisis ekonomi yang sedang berlangsung di pinggiran Kolombo. (AFP via Getty Images/ARUN SANKAR)

Ekspektasi konsumen terhadap perkiraan kondisi ekonomi enam bulan ke depan juga menyusut menjadi 135,5 pada Juli. Padahal, indeks tersebut menyentuh 141,8 pada Juni atau tertinggi sejak Mei 2019 atau sebelum pandemi Covid-19 melanda dunia.

Indeks melemah karena konsumen makin pesimis dengan kondisi penghasilan, dunia usaha, serta ketersediaan lapangan pekerjaan dalam enam bulan ke depan.

Indeks ekspektasi penghasilan untuk enam bulan ke depan melanda menjadi 138,3 pada Juli, padahal pada Juni lalu mampu menembus 140,7.Penurunan indeks paling tajam terjadi pada kelompok pengeluaran Rp 4,1-5 juta disusul dengan pengeluaran Rp 2,1-3 juta.

Sementara itu, indeks ekspektasi ketersediaan lapangan kerja anjlok dari 143,2 pada Juni menjadi 124,5 pada Juli. Indeks ekspektasi dunia usaha juga jatuh ke 133,5 pada Juli, dari 141,5 pada Juni.

Sejalan dengan melandainya IKK, rata-rata proporsi pendapatan konsumen untuk konsumsi terpantau juga menurun.

Rata-rata proporsi pendapatan konsumen untuk konsumsi melemah menjadi 73,4% pada Juli, dari 74,2% pada Juni.
Survei BI menunjukkan kelompok pengeluaran Rp 1-2 juta dan  3,1-4 juta tetap menaikkan konsumsinya sementara kelompok  menengah ke atas yakni kelompok pengeluaran Rp 4,15 juta dan Rp 5 juta ke atas mengeram belanjanya cukup drastis.

Proporsi konsumsi kelompok pengeluaran Rp 5 juta ke atas ada di angka 65,8%. Proporsi tersebut jauh lebih rendah dibandingkan pada Juni yang tercatat 70,3%.

Sementara itu, rata-rata proporsi pembayaran cicilan/utang tidak berubah di angka 9,6%. Di sisi lain, proporsi pendapatan konsumen yang disimpan (saving to income ratio) naik menjadi 17,0% pada Juli dari 16,2% pada Juni.

Ekonom Danareksa Research Institute Muhammad Ikbal Iskandar mengatakan melandainya Indeks Kepercayaan Konsumen karena inflasi yang terus melonjak.

Kenaikan BBM non-subsidi dan tarif dasar listrik untuk kalangan menengah ke atas juga membuat optimisme kelompok tersebut anjlok. Sebagai catatan, inflasi Indonesia pada Juli mencapai 0,64% (month to month) dan 4,95% (year on year).

Selain lonjakan harga pangan, inflasi juga melesat karena kenaikan harga BBM non subsidi dan tarif dasar listrik untuk kalangan menengah ke atas.

“Keinginan konsumen untuk membeli barang terus turun, terutama untuk kalangan menengah ke atas. Sebaliknya, kalangan penghasilan bawah meningkatkan konsumsi mereka” tutur Ikbal, dalam laporannya Consumer Confidence July 2022: Continuous Price Hike Lowered Public Confidence.

Ikbal menambahkan kenaikan harga pangan juga membuat semua kelompok penghasilan makin pesimis memandang ekonomi ke depan.

“Konsumen juga makin tidak yakin dengan kondisi ekonomi karena harga pangan dan jasa tidak kunjung menurun,” ujarnya.


TIM RISET CNBC INDONESIA

 

(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular