BBM Tak Naik, Warga +62 Yakin Ekonomi Membaik

Maesaroh, CNBC Indonesia
09 June 2022 15:10
Pengunjung berbelanja di salah satu mal di Bekasi, Jawa barat, Jumat (22/4/2022). Pusat perbelanjaan atau mal mulai ramai dikunjungi masayarakat menjelang hari raya Idul Fitri 1443 Hijriah, kasus Covid-19 di Indonesian terus menurun membuat minat masyarakat untuk berbelanja di mal kembali bergeliat. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Pengunjung berbelanja di salah satu mal di Bekasi, Jawa barat, Jumat (22/4/2022). Pusat perbelanjaan atau mal mulai ramai dikunjungi masayarakat menjelang hari raya Idul Fitri 1443 Hijriah, kasus Covid-19 di Indonesian terus menurun membuat minat masyarakat untuk berbelanja di mal kembali bergeliat. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Masyarakat Indonesia sangat optimis dalam menghadapi laju perekonomian ke depan. Optimisme tersebut tercermin dalam Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), kondisi ekonomi ke depan, serta harapan akan meningkatnya penghasilan.

Survei yang dilakukan Bank Indonesia (BI) menunjukkan IKK di bulai Mei meloncat ke 128,9. Indeks sebesar itu belum pernah tercatat dalam sejarah Indonesia. Peningkatan IKK juga terjadi di hampir seluruh kota cakupan survei, dengan yang tertinggi di kota Bandung, diikuti kota Pangkal Pinang dan Mataram.

Kenaikan keyakinan konsumen disampaikan seluruh kelompok pengeluaran serta kelompok usia responden, terutama pada responden dengan pengeluaran lebih dari Rp 5 juta per bulan.

Melonjaknya keyakinan konsumen tidak bisa dilepaskan dari persepsi masyarakat bahwa penghasilan mereka akan naik, lapangan kerja akan bertambah, hingga usaha mereka akan membaik.



Kenaikan keyakinan tersebut tidak bisa dilepaskan dari sejumlah kabar positif dalam sebulan terakhir mulai dari turunnya kasus Covid-19, semakin longgarnya mobilitas, membaiknya ekonomi domestik, hingga keputusan pemerintah untuk tidak menaikkan harga BBM dan tarif dasar listrik untuk kalangan tidak mampu.

Khusus warga Muslim, Mei juga menjadi momen membahagiakan mengingat untuk pertama kalinya dalam tiga tahun mereka bisa merayakan Idul Fitri dengan meriah.

Kabar positif tersebut membuat semua indeks yang disurvei BI mengarah kepada level sebelum pandemi atau bahkan melewatinya. Termasuk adalah indeks kondisi ekonomi saat ini, indeks penghasilan saat ini, indeks ketersediaan lapangan kerja, indeks pembelian barang tahan lama, indeks ekspektasi konsumen, indeks ekspektasi penghasilan, indeks ekspektasi ketersediaan lapangan kerja, dam indeks ekspektasi kegiatan usaha.

Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) ada di angka 116,4 pada Mei tahun ini. Indeks setinggi itu belum pernah tercatat pada periode sebelum Januari 2019 hingga April 2022.

Indeks membaik sejalan dengan optimism responden terhadap penghasilan saat ini, ketersediaan lapangan kerja, dan pembelian barang tahan lama.

Indeks penghasilan saat ini ada di angka 123,3 pada Mei 2021, atau yang tertinggi sejak Juni 2019. Indeks ketersediaan lapangan kerja melonjak ke 113,7 atau menjadi yang tertinggi sejak Maret 2020. Sementara itu, indeks pembelian barang tahan lama mencapai 110,2, atau yang tertinggi sejak Februari 2020.

Persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi dalam enam bulan ke depan juga membaik. Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi (IEK) mencapai 141,5 pada Mei. Indeks tersebut adalah yang tertinggi sejak Mei 2019 atau tiga tahun terakhir.

Indeks ekspektasi penghasilan mencapai 139,4, tertinggi sejak Februari 2020.Sementara itu, indeks ekspektasi kegiatan usaha ada di angka 142,9, tertinggi sejak Mei 2019 atau tiga tahun terakhir.



Indeks ekspektasi ketersediaan lapangan kerja bahkan mencapai 142,1. Indeks setinggi tersebut belum pernah tercatat pada periode Januari 2019 hingga April 2022.

Sejalan dengan menguatnya optimisme konsumen terhadap penghasilan pada Mei 2022, rata-rata proporsi pendapatan konsumen untuk konsumsi mengalami peningkatan, sementara rata-rata proporsi pembayaran cicilan/utang cenderung stabil.

Rata-rata proporsi pendapatan untuk konsumsi (average propensity to consume ratio) meningkat dari 73,9% pada April 2022 menjadi 74,3% pada Mei 2022, sementara rata-rata rasio pembayaran cicilan/utang (debt to income ratio) tetap pada angka 9,7%. Di sisi lain, proporsi pendapatan konsumen yang disimpan (saving to income ratio) pada Mei 2022 terpantau sedikit menurun pada angka 16,0%, lebih rendah dari 16,4% pada bulan sebelumnya.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular