Ramalan Sri Mulyani: Ada Potensi Krisis di Negara Berkembang

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani indrawati melihat kondisi global yang semakin buruk. Bahkan ada potensi krisis keuangan melanda negara berkembang.
Situasi ini tak lepas dari beberapa faktor kunci. Antara lain pandemi covid-19 yang belum selesai ditambah dengan meletusnya perang Rusia dan Ukraina pada akhir Februari lalu.
"Ini yang menimbulkan disrupsi supply yang makin akut dan menyebabkan tekanan inflasi global," ungkap Sri Mulyani dalam acara PKKMB UI yang disiarkan lewat Youtube, Senin (8/8/2022)
Masalah belum selesai, saat negara-negara maju dan berkembang mulai melakukan pengetatan kebijakan moneter melalui kenaikan suku bunga acuan. Antara lain Amerika Serikat (AS), beberapa negara Eropa dan India. Volatilitas yang ditimbulkan terlalu tinggi.
Banyak negara tidak siap dengan kondisi tersebut. Sehingga mau tidak mau dipaksa melakukan kebijakan yang sama. Namun dikarenakan pemulihan pasca pandemi masih terlalu dini, maka krisis tak bisa dihindari.
"Ini memberikan dampak volatilitas dari pasar keuangan dan menimbulkan potensi krisis di negara berkembang. Ini suatu yang diwaspadai," paparnya.
![]() APBN Kita Juli (Tangkapan layar) |
Sri Mulyani tidak menyebutkan negara berkembang yang dimaksud. Namun sejarah mencatat, beberapa negara yang alami krisis keuangan ketika AS menaikkan suku bunga acuan adalah Argentina, Brasil, Turki dan beberapa negara di belahan Afrika.
[Gambas:Video CNBC]
Terungkap! Ada Andil China Dalam Resesi AS & Eropa
(mij/mij)