Malaysia Siap Ekspor Ayam Lagi, Ayam RI Terancam Tersingkir?

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
05 August 2022 15:20
Company Profile pengolahan ayam siap ekspor di PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA TBK. (Tangkapan Layar Youtube/Tiara Studio)
Foto: Company Profile pengolahan ayam siap ekspor di PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA TBK. (Tangkapan Layar Youtube/Tiara Studio)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekspor ayam Indonesia ke Singapura terancam menyusul rencana Malaysia membuka kembali keran ekspor ayam. Sebelumnya, RI berhasil mengisi kebutuhan ayam di negeri Singa setelah negeri Jiran berhenti melakukan ekspor.

Ada dua perusahaan Indonesia yang masuk ke dalam celah peluang ini, yakni Charoen Pokphand dan Japfa. 

Ketika ayam dari Malaysia kembali masuk pasar Singapura dengan harga yang lebih murah, maka ayam dari Indonesia bisa kalah saing. Jika hal itu terjadi, efeknya berpengaruh terhadap menumpuknya pasokan ayam di dalam negeri.

"Betul akan kurangi, tapi dalam batas bisa diterima, karena produksi kita 2021 setidaknya berlebih sampai Maret 2022. Kelebihan itu bisa diekspor, bukan banjiri di pasar dalam negeri, sehingga dampaknya ke harga terkoreksi di bawah HPP. Dari sisi volume aman," kata Sekretaris Jenderal Gabungan Asosiasi Pengusaha Peternak Ayam Nasional (GOPAN) Sugeng Wahyudi kepada CNBC Indonesia, Jumat (5/8/2022).

Nasib peternak ayam di dalam negeri akan sangat tergantung kesiapan Malaysia dalam ekspor ayamnya. Pasalnya, setelah secara ketat melarang ekspor demi mengamankan pasokan unggas dan mengendalikan harga tersebut di dalam negeri, kini Malaysia justru mengalami kelebihan pasokan.

Pasalnya dengan ekspor tersebut, pasokan dalam negeri diharapkan bisa diisi oleh peternak mandiri. Sayangnya, Sugeng Wahyudi mengungkapkan hal itu belum terwujud secara signfiikan.

"Artinya pola pada ya masih sama, yang besar masih pasarkan produknya untuk pasar becek, tapi berapa jumlahnya kita ngga tau, tapi setidaknya bulan-bulan kemarin harga relatif baik, udah seminggu ini harga terkoreksi di bawah HPP peternak mandiri kecil," katanya.

Adapun nilai harga pokok produksi (HPP) atau modal peternak untuk menghasilkan unggasnya berkisar di Rp 19.500-20.000. Nilai tersebut dinilai masih terlalu tinggi untuk bisa bersaing di pasar ekspor.

Sementara itu, Menteri Pertanian dan Industri Makanan Malaysia Ronald Kiandee mengatakan pemerintah sedang memantau pasokan ayam lokal dan akan melanjutkan ekspor jika memiliki kapasitas ekstra untuk melakukannya.

"Saat ini, kami mampu memproduksi 106% dari tingkat swasembada kami. Artinya, kami memiliki kapasitas untuk mengekspor ayam dari negara kami," kata Ronald di parlemen, dilansir Reuters, Senin (1/8/22022).

"Saat ini kita mengalami sedikit kelebihan pasokan ayam sehingga menyebabkan harga ayam di pasaran lebih rendah dari harga pagu yang ditetapkan pemerintah," tambahnya.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Malaysia Larang Ekspor Ayam, RI Bisa Ketiban 'Durian Runtuh'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular