Malaysia Larang Ekspor Ayam, RI Bisa Ketiban 'Durian Runtuh'

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia bisa mendapatkan peluang dari kebijakan Malaysia yang melarang ekspor ayam. Kini, Indonesia bisa mengambil ceruk pasar yang ditinggalkan, misalnya untuk mengisi di Singapura.
Kalangan peternak pun menyebut potensi ekspor sangat memungkinkan terjadi, apalagi kondisi pasar Indonesia juga kini tengah surplus.
"Ini memungkinkan karena kelebihan stok berdasarkan data Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan), ada sekitar 700 ribu hingga 1 juta ton kelebihannya," kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Peternak Ayam Nasional (GOPAN) Sugeng Wahyudi kepada CNBC Indonesia, Kamis (2/5/22).
Sebagai perbandingan, produksi daging ayam ras pedaging (broiler) pada tahun 2020 mencapai 3.278 juta ton. Namun tidak semuanya terserap oleh kebutuhan dalam negeri, melainkan sebagian besar ada yang surplus, mencapai 500 ribu ton.
Ekspor bisa menjadi solusi agar harga ayam bisa stabil atau tidak jatuh ketika terjadi surplus. Selama ini, ketika surplus stok membanjiri pasar, harga daging ayam pun ikut jatuh. Peternak enggan hal itu terjadi. Dorongan ekspor pun mengarah pada peternak besar yakni berasal dari perusahaan.
"Khususnya perusahaan yang berbudaya ayam broiler. Faktanya nanti bantu peternak kecil untuk pasarkan di pasar becek karena mereka bisanya menyalurkan ke sini," sebut Sugeng.
![]() Malaysia Setop Ekspor Ayam Imbas Krisis Pangan |
Ia tidak khawatir kalau stoknya bakal terbatas, namun ketika ada peluang menyuplai ke negara lain seperti Singapura maka bisa diambil.
Sebelumnya, Malaysia melarang ekspor ayam 3,6 juta per bulan mulai 1 Juni 2022. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan pasokan dalam negeri dan menahan lonjakan harga.
Kebijakan itu sangat berdampak bagi Singapura, di mana sumber sepertiga unggasnya berasal dari Malaysia. Hampir semua ayam diimpor hidup-hidup ke Singapura, di mana mereka disembelih dan didinginkan.
"Pemerintah memandang serius persoalan pasokan ayam dan kenaikan harga yang berdampak pada masyarakat," kata Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob dikutip dari The Strait Times, Rabu (1/6/2022).
Ketua Umum Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas (GPPU) Achmad Dawami mengatakan, ekspor daging ayam ke Singapura adalah peluang bisa dimanfaatkan Indonesia.
"Kalau ekspor DOC (anakan ayam) di Singapura nggak ada peternakan. Yang mereka perluakan adalah live bird (ayam untuk pasar konsumsi). Namun, jika Indonesia kirim live bird juga ada kesulitan transportasi dengan risiko kematian ayam akan tinggi. Sehingga, kesempatan Indonesia adalah ekspor karkas atau boneless," kata Dawami kepada CNBC Indonesia, Kamis (2/6/2022).
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Krisis Pasokan Ayam, Nasib Singapura di Tangan RI
