
Harga Daging dan Telur Bakal Terbang, Ini Biang Keroknya

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga daging dan telur ayam ras diprediksi akan terus bergerak naik hingga pekan kedua bulan Juni 2022.
Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Jawa Tengah Pardjuni mengatakan, kenaikan harga dipicu efek domino penurunan produksi saat jelang Lebaran 2022 hingga dampak lonjakan harga pokok produksi peternak.
Harga daging ayam di Jakarta hari ini, Senin (30/5/2022) terpantau tembus Rp39.000 per ekor dan telur ayam ras naik tembus Rp28.000 per kg.
Sementara harga rata-rata nasional menurut PIHPS, harga daging ayam ras segar hari ini turun Rp150 ke Rp36.600 dan telur naik Rp200 jadi Rp28.750 per kg.
"Kenaikan ini wajar karena sebelum Lebaran kemarin banyak kandang kosong. Peternak nggak produksi. Breeding juga terbatas sehingga pembelian oleh peternak itu by order. Akibatnya, harga DOC (anakan ayam) mahal, dari sebelumnya Rp2.500 per ekor jadi Rp5.000 per ekor. Ini panenan DOC itu," kata Pardjuni kepada CNBC Indonesia, Senin (30/5/2022).
Harga daging maupun telur ayam, lanjut diam, akan kembali melandai setelah tanggal 10 Juni nanti.
"Karena kekosongan produksi, harga akhir Mei sampai awal Juni akan mahal. Lalu turun lagi. Setelah tanggal 10 Juni kemungkinan turun lagi. Karena peternak sudah mulai lagi produksi, supply kembali normal," kata Pardjuni.
Di sisi lain, lanjut dia, peternak masih menghadapi lonjakan biaya produksi. Pasalnya, harga anakan ayam (DOC) saat ini merangkak naik ke kisaran Rp4.500-5.000 per ekor.
"Breeder (perusahaan bibit) memang selalu begitu. Saat harga ayam di pasar naik, mereka juga langsung menaikkan harga bibit. Tapi, saat harga ayam turun, mereka tidak langsung menurunkan harga. Akibatnya, biaya produksi kita naik lagi," ujarnya.
Kondisi itu, lanjutnya, diperparah lonjakan harga pakan.
"Harga pakan sejak awal tahun itu sudah naik 15%-an. Sekarang pakan ayam petelur (layer) itu sudah Rp7.000-7.500 per kg dan untuk pakan ayam broiler itu Rp8.500-9.000 per kg," kata Pardjuni.
Untuk harga telur, dia menambahkan, sejak awal memang diprediksi akan mahal hingga jelang semester-II tahun 2022.
"Sejak tahun lalu itu peternak layer banyak merugi sehingga yang skala kecil itu banyak yang tutup. Akibatnya, pasokan sedikit padahal kebutuhan telur normal," ujar dia.
Di sisi lain, peternak skala besar tidak banyak melakukan peremajaan.
"Akibatnya, pasokan sedikit. Ini yang bikin harga telur di peternak itu naik, berkisar Rp25.000-26.000 per kg. Itu harga di kandang. Kalau di pasar itu, tambah sekitar Rp2.000-3.000 per kg untuk biaya transportasi dan margin," jelas Pardjuni.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada 'Jeritan' Peternak, Siap-siap Harga Ayam Terus Meroket
