
Gak Semua Peternak Bisa Ekspor Ayam, Ternyata Ini Sebabnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Ayam Indonesia kini telah mengantongi izin masuk untuk Singapura melalui dua perusahaan, yaitu Japfa dan Charoen Pokphand. Keduanya mendapat izin dari Badan pangan Singapura (Singapore Food Agency/ SFA).
Selain itu, masih ada 10 perusahaan Indonesia yang tengah menunggu izin dari SFA.
Hanya saja, kata Sekretaris Jenderal Gabungan Asosiasi Pengusaha Peternak Ayam Nasional (GOPAN) Sugeng Wahyudi, peluang ekspor ini belum bisa dinikmati oleh peternak ayam mandiri.
"Belum mungkin karena masih ada ketergantungan dengan (perusahaan) yang besar, sarana produksi, dan lainnya," kata Sugeng Wahyudi kepada CNBC Indonesia, Jumat (5/8/2022).
Saat ini, ujarnya, peternakan ayam skala korporasi telah menguasai kepemilikan penguasaan ayam ternak. Banyak peternak mandiri yang gulung tikar karena tidak sanggup menahan tingginya Harga Pokok Produksi (HPP) yang mencapai Rp 20.000. Salah satu komponennya ada pada mahalnya pakan ternak.
"Pakan itu hampir 65-70% dari biaya produksi, dominan banget. Naiknya harga pakan dari awal tahun sudah sampai 15%. Ini baru pertengahan tahun, sudah 12-15%," kaya Sugeng.
Padahal, harga jagung sudah cenderung turun ke angka Rp 4.000an/kg, jauh menurun dibanding beberapa waktu lalu di angka Rp 6.000an/kg.
"Saat ini harga pakan Rp 8.800-8.900, naik jadi segitu. Harga sebelumnya 85% dari harga sekarang, berkisar Rp 7.500/kg, ada yang lebih, tapi rata-rata segitu," lanjutnya.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Fakta-Fakta Harga Daging Ayam Terbang, Peternak Malah Nangis!