Internasional

China Mau Rilis Data Perdagangan, Begini Proyeksinya

News - Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
05 August 2022 13:30
This April 23, 2017, photo released by Xinhua News Agency, shows a container dock of Yangshan Port in Shanghai, east China. U.S. President Donald Trump's latest tariff hikes on Chinese goods took effect Friday, May 10, 2019 and Beijing said it would retaliate, escalating tensions in fight over China's technology ambitions and other trade strains. (Ding Ting/Xinhua via AP) Foto: Dermaga peti kemas Pelabuhan Yangshan di Shanghai, China Timur (23/4/2017). (Ding Ting/Xinhua via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan ekspor China diperkirakan melambat pada Juli, menjadi tanda melemahnya permintaan global, sementara impor kemungkinan sedikit meningkat.

Dalam hasil jajak pendapat Reuters terhadap 20 ekonom yang dirilis Jumat (5/8/2022), ekspor kemungkinan tumbuh 15% bulan lalu secara tahunan, menurun dari 17,9% pada Juni.

"Permintaan akhir untuk barang-barang China sekarang melemah. Setelah lonjakan yang disebabkan oleh pandemi, penjualan ritel ekonomi maju turun kembali ke tren," kata Julian Evans-Pritchard, Ekonom Senior China di Capital Economics dalam sebuah catatan pekan lalu.

Meski begitu, dikatakan momentum ekspor bisa lebih moderat dalam beberapa bulan mendatang, dengan survei pabrik resmi China pada Juli menandakan kontraksi pesanan.

"Pertumbuhan ekspor yang kuat terlihat selama dua tahun terakhir benar-benar di belakang kami dan akan melambat selama beberapa kuartal ke depan karena negara-negara maju utama memasuki resesi di tengah perlambatan global yang lebih sinkron," kata Nomura dalam sebuah catatan.

Jajak pendapat menunjukkan impor kemungkinan naik 3,7% pada Juli dibandingkan tahun lalu, lebih tinggi dari pertumbuhan 1,0% pada Juni. Kenaikan sebagian didorong oleh investasi infrastruktur.

"Momentum impor China (diperkirakan) akan meningkat pada semester kedua, didukung oleh permintaan mesin, peralatan, dan komoditas terkait investasi di sektor infrastruktur dan strategis," kata analis Oxford Economics dalam sebuah catatan.

Pada Juli, 3.876 proyek besar memulai konstruksi, melibatkan total investasi 2,4 triliun yuan, kata Securities Times pada Kamis (4/8/2022).

Dengan ekonomi yang goyah setelah perlambatan tajam akibat Covid pada kuartal kedua, pihak berwenang menggandakan dorongan infrastruktur, membersihkan buku pedoman lama untuk menopang perekonomian, menjanjikan 800 miliar yuan dalam kuota kredit baru untuk mendanai proyek-proyek besar.

Surplus perdagangan China kemungkinan akan menyempit menjadi US$ 90 miliar pada Juli dari rekor tertinggi US$ 97,94 miliar pada Juni.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Fenomena Kerja Remote di China Makin Marak, Ini Sebabnya


(tfa/luc)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading