Kuartal III, Ekonomi Indonesia Bisa Tumbuh 6%!

Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardana memperkirakan pertumbuhan ekonomi tetap tinggi pada kuartal III tahun ini. Selain karena permintaan yang masih kuat, pertumbuhan tinggi pada kuartal III-2022 akan disebabkan oleh rendahnya basis perhitungan pada tahun lalu.
Sebagai catatan, pertumbuhan ekonomi Indonesia melandai ke 3,51% (yoy) pada kuartal III-2021 karena mobilitas masyarakat yang sangat terbatas. Pemerintah memberlakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat sejak 3 Juli 2021 karena gelombang Covid-19 varian Delta.
"Pertumbuhan kuartal III tahun ini akan lebih tinggi dibandingkan kuartal II-2022. Varian Delta berdampak besar terhadap rendahnya basis perhitungan," ujar Wisnu, kepada CNBC Indonesia.
Indikator ekonomi pada kuartal III tahun ini juga menunjukkan perbaikan seperti yang tercermin dalam Purchasing Managers' Index (PMI). PMI manufaktur Indonesia ada di angka 51,3 pada Juli 2022, level tertingginya dalam tiga bulan terakhir.
"Namun, perlu kita ingat ada beberapa risiko yang bisa menahan pertumbuhan pada kuartal III mulai dari ketidakpastian global serta adanya lonjakan inflasi," imbuhnya.
Merujuk data BPS, inflasi pada awal Juli menembus 0,64% (month to month/mtm) dan 4,94% (yoy). Inflasi tahunan pada Juli adalah yang tertinggi sejak Oktober 2015. Senada, ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2022 akan meningkat bahkan bisa menembus di kisaran 6%.
"Konsumsi rumah tangga akan terus meningkat karena pelonggaran PPKM. Dengan konsumsi yang menguat maka produksi dan investasi akan meningkat. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal III bisa mencapai kisaran 6% karena basis perhitungan yang rendah," tutur Faisal dalam Macro Brief.
Faisal menambahkan inflasi akan menjadi risiko terbesar bagi pertumbuhan ekonomi kuartal III. Lonjakan inflasi bisa menggerus daya beli. Namun, dengan windfall dari lonjakan harga komoditas maka pemerintah diharapkan bisa menahan harga BBM sehingga laju inflasi bisa terjaga. Tambahan anggaran perlindungan sosial juga diharapkan bisa mengungkit daya beli masyarakat kurang mampu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)[Gambas:Video CNBC]
