Kuartal III, Ekonomi Indonesia Bisa Tumbuh 6%!

Maesaroh, CNBC Indonesia
05 August 2022 12:30
Warga berbelanja di Blok B Pasar Tanah Abang, Jakarta, Senin (25/4/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Warga berbelanja di Blok B Pasar Tanah Abang, Jakarta, Senin (25/4/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Seperti diketahui, Hari Raya Idul Fitri 2022 yang jatuh pada 2 Mei adalah perayaan Lebaran pertama yang digelar secara normal. "Pelonggaran syarat perjalanan serta momen hari raya Idul Fitri menjadi pendorong meningkatnya mobilitas penduduk sepanjang Triwulan 2-2022. Daya beli kelompok masyarakat bawah terbantu oleh bantuan sosial," tutur Margo, dalam konferensi pers, Jumat (5/8/2022).

Pada konsumsi rumah tangga, pertumbuhan tertinggi terjadi untuk pengeluaran transportasi dan komunikasi dan kelompok restoran dan hotel. Tingginya pengeluaran pada kelompok tersebut tidak bisa dilepaskan dari kebijakan pemerintah yang mengizinkan mudik pada Lebaran tahun ini setelah melarangnya pada 2020 dan 2021. Panjangnya cuti bersama (29 April-6 Mei) juga ikut mendorong pergerakan transportasi, konsumsi di restoran, hingga penginapan di pelosok daerah.

Data Kementerian Perhubungan memperkirakan ada 85,5 juta pergerakan orang mudik selama Lebaran tahun ini. Pada kuartal II-2022, pengeluaran transportasi dan komunikasi tumbuh 9,68%, lebih tinggi dibandingkan pada kuartal I-2022 yang tercatat 7,04%. Pengeluaran restoran dan hotel tumbuh 6,61%, lebih tinggi dibandingkan 4,21% pada kuartal I-2022.

Sementara itu, pengeluaran untuk makanan dan minuman selain restoran meningkat 4,09% dari 4,34% pada kuartal I-2022. Dari konsumsi rumah tangga, hanya pengeluaran untuk pakaian, alas kaki dan jasa perawatannya yang mengalami penurunan.

Perayaan Lebaran dan lonjakan harga komoditas juga mendorong pesatnya pertumbuhan dari sisi produksi. Semua lapangan usaha tumbuh pada periode April-Juni 2022, kecuali administrasi pemerintahan dan jasa pendidikan yang mengalami kontraksi. Lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi adalah transportasi dan pergudangan serta akomodasi dan makan minum.

Pertumbuhan industri makanan dan minuman ditopang peningkatan konsumsi saat Ramadan dan Idul Fitri. Transportasi dan perdagangan tumbuh 21,27% pada kuartal II-2022, jauh lebih tinggi dibandingkan pada kuartal I-2022 yang tercatat 15,79%.

Pertumbuhan tinggi juga dicatat oleh industri tekstil dan pakaian yakni sebesar 13,74% didorong oleh peningkatan permintaan pakaian.

Sementara itu, ekspor tumbuh 19,74% yoy) pada kuartal II-2022, lebih tinggi dibandingkan yang tercatat pada kuartal I-2022 sebesar 16,69%. Lonjakan harga komoditas membuat pertumbuhan pada kelompok non-migas melesat hingga 21,01%.

Dari sisi produksi, besarnya permintaan ekspor juga mendorong sektor pertambangan bijih logam untuk tumbuh 22,37%. Pertumbuhan ditopang peningkatan produksi tembaga dan emas.

Pertambangan batubara tumbuh 4,25% seiring dengan kenaikan permintaan dari luar negeri terutama saat Eropa melarang pembelian batu bara dari Rusia karena konflik Rusia-Ukraina.

Lonjakan ekspor juga menopang pertumbuhan di wilayah berbasis komoditas seperti Kalimantan dan Sulawesi. Pertumbuhan ekonomi di Pulau Kalimantan menembus 4,25% pada kuartal II-2022, lebih tinggi dibandingkan kuartal I-2022 yang tercatat 3,24%.

Pertumbuhan di Sulawesi mencapai 6,47% pada April-Juni, lebih tinggi dibandingkan periode Januari-Maret yang tercatat 5,51%.

Impor tumbuh 12,34% (yoy) pada kuartal II-2022, lebih rendah dibandingkan kuartal I-2022 yang tercatat 15,87%. Seperti perkiraan, konsumsi pemerintah akan terkontraksi pada April-Juni karena berkurangnya belanja penanganan Covid-19. Konsumsi pemerintah terkontraksi 5,24% pada kuartal II-2022.

Sementara itu, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi hanya tumbuh 3,07% pada kuartal II-2022, terendah sejak kuartal I-2021 yang terkontraksi 0,21%. Jika menghilangkan tahun anomali pada 2020 dan 2021, pertumbuhan investasi pada kuartal II-2022 adalah yang terendah sejak kuartal IV-2013 atau terendah dalam delapan tahun lebih.

Kecilnya pertumbuhan investasi membuat kontribusinya terhadap pertumbuhan mengecil menjadi 27,31%. Padahal sebelum pandemi, kontribusi investasi pada pertumbuhan ada di kisaran 30%.

(mae/mae)
Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular