Jika Amerika dan China Perang, Kiamat!
Jakarta, CNBC Indonesia - Belum kelar konflik bersenjata Rusia dan Ukraina, dunia harus dihadapi dengan ketegangan dua kekuatan ekonomi utama dunia yakni Amerika Serikat (AS) dan China.
Ketua House of Representatives AS Nancy Pelosi datang ke Taiwan memancing kemarahan China. Negara yang dipimpin oleh Xi Jinping itu dengan tegas mengatakan akan menghukum mereka yang menyinggung Beijing.
"Ini benar-benar lelucon," kata Menteri Luar Negeri China Wang Yo pada Rabu (3/8/2022), dikutip dari media pemerintah melansir AFP.
"AS melanggar kedaulatan China dengan kedok apa yang disebut demokrasi... mereka yang menyinggung China akan dihukum," tambahnya.
China sendiri tak main-main. Per kemarin, sejumlah langkah dilakukan mulai dari operasi militer dengan tembakan langsung hingga pembatasan perdagangan.
Tanggapan pertama yang diambil China pada kedatangan Pelosi adalah operasi militer. Ini merujuk ke latihan militer untuk perencanaan dan pengaturan tentara melibatkan angkatan udara, darat, dan laut, biasanya dengan tujuan keamanan.
Operasi militer ini diwarnai tembakan langsung yang dilakukan di zona yang mengelilingi Taiwan di beberapa titik. Diketahui jarak latihan dengan pantai Taiwan hanya 20 kilometer (km).
Di sisi lain, AS menempatkan posisinya untuk membela Taiwan. Bahkan menanggapi masuknya jet tempur Beijing, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken sempat menuduh China "meningkatkan retorika dan aktivitas yang provokatif."
Tak hanya itu, Presiden AS Joe Biden juga menyuarakan baru-baru ini bahwa pihaknya mungkin akan melakukan penerjunan militer di Taiwan bila serangan dari China benar-benar terjadi layaknya Rusia menyerang Ukraina. Lantas siapa yang akan menang jika terjadi tarung kekuatan militer?
(ras/ras)