FOTO

Potret Pusat Tekstil Jakarta 'Digempur' Produk Impor China Cs

CNBC Indonesia/Tri Susilo, CNBC Indonesia
Selasa, 02/08/2022 14:10 WIB

Impor tekstil dan produk tekstil (TPT) mengkhawatirkan pelaku usaha karena terus membanjiri pasar dalam negeri.

1/5 Pekerja mengukur kain impor yang berasal dari Cina di kawasan pusat teksil di Jakarta, Selasa (2/8/2022). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Pekerja mengukur kain impor yang berasal dari China di kawasan pusat teksil di Jakarta, Selasa (2/8/2022). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

2/5 Pekerja mengukur kain impor yang berasal dari Cina di kawasan pusat teksil di Jakarta, Selasa (2/8/2022). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Impor tekstil dan produk tekstil (TPT) mengkhawatirkan pelaku usaha karena terus membanjiri pasar dalam negeri. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor kain terbesar selama 2021 berasal dari China, nilainya hampir setengah dari total impor di dalam negeri yakni mencapai 48,87%. Posisi kedua ada Korea Selatan 12,99%, Vietnam 9,98%, Hong Kong 9,45%, Taiwan 7,03%, serta Malaysia 5,58%. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

3/5 Pekerja mengukur kain impor yang berasal dari Cina di kawasan pusat teksil di Jakarta, Selasa (2/8/2022). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Kalangan pengusaha mengungkapkan bahwa kondisi itu tidak lepas dari adanya intervensi dari importir. Menurut Iwan yang memiliki toko di Blok B Los F di Pusat Teksil, Jakarta mengatakan, tekstil impor paling banyak dari China karena peminatnya banyak dan bahannya juga variatif. Selain China, ada dari Korsel, Vietnam, Hong Kong bahkan Italia. "Pembeli mencari bahan impor cukup banyak, harganya mulai dari Rp 15 ribu/meter bahan katun linen hingga Rp 45 ribu/meter bahan sifon, kita juga menyediakan bahan wool dari Italia," kata Iwan. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

4/5 Pekerja mengukur kain impor yang berasal dari Cina di kawasan pusat teksil di Jakarta, Selasa (2/8/2022). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Banjir impor tekstil dari negara lain bisa semakin besar karena Indonesia kini sedang menjalani persetujuan dagang preferensial Indonesia-Bangladesh (Indonesia-Bangladesh preferential trade agreement/IB-PTA). Sementara itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, industri TPT memiliki peranan strategis dalam proses industrialisasi. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

5/5 Pekerja mengukur kain impor yang berasal dari Cina di kawasan pusat teksil di Jakarta, Selasa (2/8/2022). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

"Pemerintah memacu utilitas industri tekstil agar kembali ke tingkat utilisasi sebelum pandemi, yaitu antara 60-80% sehingga dapat menopang ekspor nasional. Secara bertahap sektor ini sudah mulai pulih. Saat ini utilisasinya di angka 70%," kata Agus dalam keterangan tertulis dikutip Senin (1/8/2022). Agus menambahkan, industri TPT nasional di tahun 2025 ditargetkan dapat memenuhi sebagian besar permintaan domestik, hingga mencapai peningkatan ekspor sebesar 15% per tahun. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)