Perhatian! Kuota BBM Pertalite & Solar Bersubsidi Sudah Jebol

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
Selasa, 02/08/2022 10:20 WIB
Foto: Pertamax Naik, Pertalite Langka Di Jalur Pantura

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mencatat penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite hingga Juli 2022 sudah tembus 15,9 juta kilo liter (KL). Angka tersebut setidaknya telah mencapai 69% dari kuota yang sudah ditetapkan pada tahun ini sebesar 23 juta KL.

Sementara itu, PT Pertamina (Persero) mencatat penyaluran BBM jenis Solar subsidi hingga Juni 2022 kemarin sudah mencapai 8,3 juta kilo liter (KL) dari kuota tahun ini sebesar 14,91 juta KL. Dengan begitu, maka sisa kuota Solar subsidi hingga Juni tinggal 6,6 juta KL

Anggota Komite BPH Migas, Saleh Abdurrahman mengatakan konsumsi Pertalite pada bulan Juli kurang lebih sama dengan kondisi di bulan Maret. Di mana pada bulan Juli 2022, konsumsi tercatat mencapai di atas 2,5 juta KL.


"Sehingga total konsumsi secara keseluruhan sampai Juli 15,9 juta KL. Ini memang terjadi karena kita tidak memiliki instrumen pengendalian," ujar Saleh kepada CNBC Indonesia dalam Energy Corner (1/8/2022).

Adapun menurut Saleh, dari sisi stok, BBM Pertalite saat ini dalam kondisi aman. "Pertalite masih di atas 15 hari, ada yang 20 hari sehingga kalau misalkan ada SPBU yang habis saya melihatnya pada kondisi dimana mungkin ada gangguan transportasi," ujarnya.

Menurut dia, berbeda dengan Solar yang sudah diatur dalam Surat Keputusan Kepala BPH Migas, untuk Pertalite belum ada instrumen yang mengaturnya. Oleh sebab itu, guna menjaga pasokan tersedia hingga akhir tahun maka masyarakat mampu dihimbau untuk mengkonsumsi BBM non subsidi seperti Pertamax.

Salah satu cara pemerintah untuk mengantisipasi jebolnya kuota Pertalite adalah dengan melakukan pembatasan pembelian Pertalite kepada masyarakat yang berhak menerima atau mengisi Pertalite. Sejak 1 Juli 2022, PT Pertamina (Persero) sudah membuka pendaftaran di website MyPertamina di 50 kota/kabupaten

Pemberlakuan pembatasan pembelian Pertalite belum berlaku lantaran masih harus menunggu terbitnya revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak.

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting menyatakan, proses pendistribusian BBM jenis ini masih dilakukan seperti biasanya. Sekalipun sebenarnya sudah over dari kuota. "Artinya harus segera dilakukan pengaturan atau ada penambahan kuota BBM Subsidi," ujar Irto kepada CNBC Indonesia.

Irto Ginting mengatakan bahwa kuota untuk BBM Solar subsidi sudah mulai menipis. "Hingga Juni, Solar subsidi sudah tersalurkan 8,3 juta KL. Sementara kuotanya 14,9 juta KL. Sampai Juni ya. Kalau Juli nanti dilihat di bulan Agustus," ujar Irto kepada CNBC Indonesia Jumat (29/7/2022).

Oleh sebab itu, tanpa adanya pembatasan pembelian atau penambahan kuota BBM, cukup sulit bagi perusahaan pelat merah tersebut menjaga pasokan yang tersisa.

Komisi VII DPR RI dan Kementerian ESDM sebelumnya telah bersepakat untuk menambah alokasi kuota bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite sebesar 5 juta kilo liter (KL) untuk tahun ini. Dengan begitu, maka kuota BBM untuk masyarakat kurang mampu itu akan bertambah menjadi 28 juta KL.

Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto mengatakan penambahan kuota tersebut dengan mempertimbangkan konsumsi BBM di masyarakat yang telah melonjak pasca meredanya pandemi Covid-19. Oleh sebab itu, Komisi VII DPR RI dan Pemerintah telah menyepakati untuk menambah kuota Pertalite sebanyak 5 juta KL dari yang sebelumnya ditetapkan 23 juta KL.

"Itu kesepakatan kami di Komisi VII. Setelah menghitung berbagai hal, maka antara pemerintah dalam hal ini yang diwakili Menteri ESDM dan kami di komisi VII menetapkan bahwa terjadi kenaikan penambahan volume BBM bersubsidi sejumlah 5 juta KL di DPR," ujarnya saat ditemui di JCC Senayan, Kamis (28/7/2022).


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pertamina NRE Akuisisi 20% Saham Perusahaan EBT Filipina