25% Konsumen Pertamax Beralih, Kuota Pertalite Megap-megap?

Pratama Guitarra, CNBC Indonesia
24 May 2022 15:30
Suasana antrian pengemudi motor untuk mengisi BBM di SPBU Pertamina Kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu, (30/3/2022). (CNBC Indoneia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi SPBU (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah dalam menyikapi tingginya harga minyak mentah dunia sudah mengerek harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non penugasan yakni Pertamax Cs menjadi Rp 12.500 per liter. Di satu sisi pemerintah menahan harga BBM jenis RON 90 atau Pertalite yang saat ini harganya masih Rp 7.650 per liter.

Akibat dari jurang harga yang terlampau tinggi, PT Pertamina Patra Niaga mencatat telah terjadi migrasi besar-besar pengguna BBM dari Pertamax ke Pertalite.

"Sekarang ini ada kurang lebih 25% yang beralih," kata Pjs Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting kepada CNBC Indonesia, Selasa (24/5/2022).

Meski adanya peralihan konsumsi besar-besaran dari Pertamax ke Pertalite, Irto memastikan bahwa stok BBM Pertalite dalam kondisi yang aman. Sampai pada pertengahan Mei 2022 ini, stok BBM Pertalite masih cukup dalam 17 hari.

Sedianya pemerintah juga sudah meminta adanya penambahan stok BBM Pertalite. Penambah kuota tersebut juga sudah mendapatkan restu dari Komisi VII DPR. Hanya saja sampai saat ini belum diketahui apakah stok BBM Pertalite tersebut sudah dinaikkan.

Seperti yang diketahui, pemerintah menetapkan BBM Pertalite sebagai BBM Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan (JBKP). Tahun ini ditargetkan konsumsi BBM Pertalite mencapai 23,05 juta Kilo Liter.

Nah, untuk menyiasati penggunaan BBM Pertalite tepat sasaran, pemerintah dan Pertamina sedang menggodok aturan berupa petunjuk teknis mengenai pembelian BBM Pertalite itu.

Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) membenarkan bahwa saat ini pihaknya tengah menggodok revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak (BBM) yang diikuti dengan petunjuk teknis pembelian BBM subsidi atau Pertalite itu.

Irto membenarkan bahwa saat ini sedang dibahas mengenai aturan petunjuk teknis pembelian BBM Pertalite. Ia bilang pihaknya akan menyesuaikan dengan arahan Pemerintah. "Bila Perpres 191/2014 direvisi, maka pelaksanaannya akan kami sesuaikan di lapangan," ungkap Irto kepada CNBC Indonesia, Selasa (24/5/2022).

Namun Irto belum bisa menjelaskan kriteria pembeli Pertalite ini. Ia hanya bilang, Pertamina masih memastikan terlebih dahulu kriteria yang berhak menerima subsidinya BBM tersebut. "Kriteria itu yang masih dibahas," ungkap Irto.

Komisaris Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengatakan bahwa saat ini kriteria penerima BBM bersubsidi atau Pertalite itu sudah ada. "Sudah ada di Pertamina Patra Niaga (kriterianya). Saya tidak bisa buka," ungkap Ahok kepada CNBC Indonesia, Selasa (24/5/2022).

Kepala BPH Migas Erika Retnowati mengatakan. "Benar, kami sedang memproses revisi Perpres 191/2014, khususnya yang terkait dengan konsumen pengguna, agar BBM bersubsidi bisa lebih tepat sasaran. Nanti akan diikuti dengan petunjuk teknisnya," ungkap Erika kepada CNBC Indonesia, Selasa (24/5/2022).

Sayangnya Erika belum mau menjabarkan detil mengenai petunjuk teknis tersebut. Sehingga belum bisa diketahui seperti apa kelak kriteria pembeli BBM Pertalite dan seperti apa skema pembelian BBM yang dipakai oleh sejuta umat Indonesia tersebut.

Iya hanya mengatakan, bahwa aturan tersebut masih digodok, Ketika waktunya tiba, pihaknya akan segera mensosialisasikan aturan tersebut. Yang jelas. "Diharapkan aturan ini berjalan pada dua sampai tiga bulan ke depan," tandas Erika.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Irit-irit Beli Bensin ya, Kuota BBM Pertalite Habis Oktober!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular