Andai Pertamina Masuk Blok Masela, Harus Siapkan Rp 89,16 T!

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Jumat, 29/07/2022 18:15 WIB
Foto: Blok Masela (Dok.Reuters)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kemampuan Pertamina untuk menggantikan Shell di proyek Lapangan Abadi Blok Masela bakal memberatkan keuangan perusahaan. Pasalnya, jika Pertamina didorong masuk proyek gas raksasa ini, Pertamina dinilai harus menggelontorkan dana senilai US$ 6 miliar atau Rp 89,16 triliun (kurs Rp 14.864/US$).

Dana tersebut untuk menakuisisi hak partisipasi (Participating Interest/PI) sebesar 35% Shell di blok jumbo yang saat ini dioperatori oleh perusahaan Jepang Inpex.

Besaran biaya tersebut diungkapkan oleh Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto. Menurut Sugeng dengan masuknya Blok Rokan ke tangan Pertamina, perusahaan migas pelat merah ini sebenarnya sudah cukup menanggung beban yang luar biasa. Apalagi jika harus ditambah dengan mengelola Blok Masela.


Lebih lanjut, Sugeng mengatakan masuknya Pertamina ke Blok Masela bisa saja terjadi, namun Pertamina setidaknya harus mengucurkan dana sekitar US$ 6 miliar untuk mengakuisisi PI sebesar 35% Shell. Angka tersebut muncul jika nantinya investasi pengembangan Blok Masela secara keseluruhan memakan biaya US$ 19 miliar.

"35% dari US$ 19 miliar bisa dihitung berapa. Kurang lebih membutuhkan US$ 6 miliar. Sedangkan hari ini untuk Rokan saja Pertamina masih cukup megap-megap dengan working capital dia masih harus melakukan pengeboran dan sebagainya," kata dia ditemui di JCC Senayan, Kamis (28/7/2022).

Sugeng sebenarnya senang-senang saja jika Blok Masela nantinya bisa dikelola oleh pihak nasional. Namun demikian, ia juga mengingatkan bahwa negara ini harus bersikap realistis.

"Kita masih tetap butuh Foreign Direct Investment (FDI). Maka kita juga menawarkan kepada investor-investor di bidang migas untuk menggantikan posisinya Shell. Karena penting, mereka membawa yang ke sini," ujarnya.

Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan Presiden Joko Widodo memberikan arahan agar pengembangan Blok Masela dapat segera dikebut. Hal tersebut menyusul tindak lanjut dari pertemuan Presiden dengan Perdana Menteri Jepang.

"Ini Presiden kita tahu semua bahwa ada konsorsium dari Inpex ini keluar dan Presiden ini sudah memerintahkan yang keluar ini digantikan oleh pengusaha nasional baik itu melalui INA atau BUMN," ujar Bahlil dikutip dari Youtube Channel Sekretariat Presiden, Kamis (28/7/2022).

Menurut Bahlil dengan masuknya INA atau BUMN ke Blok Masela diharapkan mampu menggenjot produksi migas nasional. Selain itu mampu menciptakan pertumbuhan ekonomi.

Seperti diketahui, drama pengelolaan Lapangan Gas Abadi, Blok Masela terus berlangsung. Yang terbaru, Shell Upstream Overseas Services Limited (Shell) anak usaha dari Royal Dutch Shell tak kunjung mendapatkan investor pengganti atau pembeli hak partisipasi sebesar 35% miliknya. Alhasil, rencana Shell untuk hengkang dari Indonesia di Blok Masela itu masih tertahan hingga sekarang ini.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Tersangka Baru Kasus Minyak Mentah, Pertamina Hormati Kejagung