Internasional

Inggris Terancam 'Kiamat' Fish and Chips, Kok Bisa?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
29 July 2022 15:30
The Union Jack flag flies above the Houses of Parliament from the Victoria Tower in London, Thursday, Sept. 12, 2019. The British government insisted Thursday that its forecast of food and medicine shortages, gridlock at ports and riots in the streets after a no-deal Brexit is an avoidable worst-case scenario. (AP Photo/Alastair Grant)
Foto: Inggris (AP Photo/Alastair Grant)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sanksi ekonomi yang dilancarkan Inggris kepada Rusia justru menjadi senjata makan tuan bagi Negeri Ratu Elizabeth tersebut. Salah satu yang mengalami dampak negatif ini adalah restoran makanan tradisional fish and chips.

Dalam laporan Russia Today, sekitar 5.000 dari 10.500 toko makanan itu sudah terancam tutup. Ini karena melonjaknya harga bahan pangan dan energi di negara itu sebagai akibat dari sanksi terhadap Rusia akibat menyerang tetangganya Ukraina.

Para pedagang fish and chips yang dikenal sebagai chipper pun sudah berada di bawah tekanan. Bahkan, situasinya menjadi lebih buruk setelah pihak berwenang memutuskan untuk mengenakan tarif 35% pada makanan laut dari Rusia.

"Tarif tambahan ini akan mendorong ribuan toko gulung tikar," ujar presiden Federasi Nasional Ikan Goreng, Andrew Crook, dikutip Jumat (29/7/2022).

Menurut Crook, harga satu kilogram ikan kod yang merupakan bahan penting fish and chips telah naik dari 8 pound (Rp 145 ribu) menjadi 14 pound (Rp 254 ribu). Hal ini juga berdasarkan fakta bahwa sepertiga kebutuhan ikan kod Inggris berasal dari Rusia.

Hal yang sama juga diutarakan salah satu chipper bernama Bally Singh. Ia mengatakan kepada Daily Express bahwa banyak pelanggan memasuki toko dan segera pergi setelah melihat harganya.

"Pada satu titik, ikan adalah salah satu makanan termurah. Sekarang menjadi salah satu yang paling mahal," katanya.

"makin sulit baginya untuk bertahan dalam bisnis, karena harga sekotak ikan meningkat lebih dari dua kali lipat pada tahun lalu. Minyak naik seperti listrik dan gas juga naik. Pertanyaan tentang penutupan pun memang muncul."

Inggris sendiri memang diketahui telah menghadapi inflasi yang tinggi pasca serangan Rusia ke Ukraina yang membawa negara itu menjatuhkan sanksi kepada Moskow. Pada Juni lalu, Indeks Harga Konsumen naik 9,4% secara tahunan.

Tak hanya chipper, waralaba makanan besar seperti McDonald's pun juga harus menaikkan harga burger kejunya. Mengutip Channel News Asia, langkah ini merupakan yang pertama kalinya dilakukan McDonald's Inggris dalam 14 tahun terakhir.

Harga burger keju sekarang akan naik menjadi 1,19 pound (Rp 21 ribu) dari 0,99 pound sebelumnya. McDonald's juga akan menaikkan harga sebesar 0,10 pound hingga 0,20 pound untuk barang-barang lain yang terkena dampak kenaikan biaya.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Inggris Tambah Sanksi untuk Rusia, Apa Saja?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular