APBN Juni 2022

Ya Mau Gimana! Baru Dapat Durian Runtuh Eh Habis Buat Subsidi

Maesaroh, CNBC Indonesia
28 July 2022 08:55
Suasana pengisian BBM di SPBU Bojongsari, Jawa Barat, Jumat (14/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Suasana pengisian BBM di SPBU Bojongsari, Jawa Barat, Jumat (14/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia mendapatkan durian runtuh berupa lonjakan penerimaan negara dari kenaikan harga komoditas pangan dan energi. Namun, limpahan penerimaan tersebut diperkirakan akan habis untuk memberikan kompensasi subsidi energi yakni  BBM dan listrik.

Pemerintah diperkirakan mendapatkan tambahan penerimaan sebesar Rp 420 triliun pada tahun ini karena lonjakan harga komoditas.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakui pendapatan negara, terutama dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), akan bengkak pada tahun ini. Hingga semester I-2022, PNBP Sumber Daya Alam (SDA) sektor migas melonjak 86,8% menjadi Rp 74,6 triliun. Sementara itu, PNBP dari SDA non-migas melesat 101,8% menjadi Rp 40 triliun. Dari sektor non-migas, PNBP SDA minerba menyumbang Rp 36,3 triliun.

Kenaikan PNBP SDA ditopang oleh lonjakan harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP), harga batu bara, dan nikel. Menyusul lonjakan harga komoditas, setoran ke negara dalam bentuk royalti, deadrent, dan penjualan hasil tambang pun melonjak.

Rata-rata harga ICP apda Desember 2021-Mei 2022 menembus US$ 96,77 per barel, naik drastis dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (US$58,7 per barel). Harga batu bara pada Januari-Juni menembus US$ 239,8 per ton, jauh lebih tinggi dibandingkan US$87,5 per ton.

Secara keseluruhan, penerimaan PNBP, termasuk dari bagian laba BUMN, menyentuh Rp 281 triliun pada Januari-Juni 2022, melonjak 35,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Besarnya penerimaan PNBP menopang kinerja pendapatan negara. Hingga Juni 2022, pendapatan negara mencapai Rp 1.317,2 atau melesat 48,5% dibandingkan periode yang sama pada 2021.

Selain dari PNBP, pemerintah juga mendapat durian runtuh dari bea keluar ekspor minyak sawit mentah (CPO) dan produk turunannya. Hingga Juni 2022, bea keluar menembus Rp 7,26 triliun atau melesat 74,9%.

Namun, Sri Mulyani mengakui besarnya penerimaan negara dari lonjakan komoditas tidak bisa dinikmati lama-lama.

"Kenaikan yang sangat tinggi ini kemudian habis untuk bayar kompensasi dan subsidi yang melonjak. Jadi kita mendapatkan penerimaan tetapi habis bayar subsidi dan kompensasi," dalam konferensi pers APBN Kita Juli 2022, Rabu (27/7/2022).
Dia menambahkan dana untuk kompensasi awalnya hanya Rp 18,5 triliun namun anggarannya ditambah menjadi Rp 275 triliun dengan persetujuan DPR yang kemudian dituangkan melalui Perpres 98/2022.

Tambahan anggaran diberikan karena pemerintah menahan kenaikan harga listrik, minyak dan gas agar tidak diteruskan ke masyarakat. Sebab apabila di pass through ke masyarakat, dikhawatirkan akan sangat mengguncang dari sisi inflasi seperti yang terjadi di beberapa negara di dunia.




(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Efek Durian Runtuh Masih Ada, Sri Mulyani Dapat Rp 476,5 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular