
Negara Maju "Biang Keladi" yang Mendorong Resesi?

Inflasi yang melambung tinggi tersebut coba dijinakkan dengan pengetatan kebijakan moneter, yakni menaikkan suku bunga. Suku bunga bank sentral AS (Federal Reserves/The Fed) sebagai acuan dunia telah naik tiga kali sepanjang semester pertama 2022.
Tiap kenaikan suku bunga pun makin agresif. Setelah kenaikan pertama sebesar 25 basis poin (bps), menyusu kenaikan kedua sebesar 50 bp, dan terakhir 75 bp.
Menurut perangkat FedWatch milik CME group, para pelaku pasar melihat probabilitas sebesar 32,1% The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 100 bp menjadi 2,5%-2,75%. Sementara 67,9% memperkirakan kenaikan suku bunga akan sebesar 75 bp.
Selain itu, bank sentral Kanada (BOC) menaikkan suku bunga utamanya sebesar 100 bp untuk melawan inflasi. BOC menjadi negara pertama negara G7 yang melakukan kenaikan suku bunga yang agresif dalam siklus ekonomi saat ini.
Bank sentral Eropa pu mempertimbangkan langkah yang sama karena inflasi yang tinggi memangkas pertumbuhan ekonomi. Uni Eropa telah memperkirakan rekor tingkat inflasi dan memangkas perkiraan PDB untuk 2022 dan 2023.
Laju inflasi Eropa inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) final di Eropa, mencapai 8,6% year-on-year (yoy) di Juni. Ini lebih tinggi dari dari rilis awal 8,1% (yoy) dan menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah. Dengan inflasi yang meninggi, ada kemungkinan bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) ikut agresif menaikkan suku bunga.
Berdasarkan data dari Kantor Statistik Nasional Inggris yang dirilis Rabu (20/7/2022), inflasi itu naik dari Mei 2022 sebesar 9,1% dan sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan konsensus para ekonom sebesar 9,3%. Angka itu dapat menjadi landasan bank sentral Inggris (BoE) kembali menaikkan suku bunga pada Agustus dari level sekarang 1,25%.
Bank sentral (Reserve Bank of Australia/RBA) merilis notula rapat kebijakan moneternya edisi Juli 2022, di mana seluruh anggota dewan gubernur RBA sepakat untuk mengambil langkah yang diperlukan guna meredam inflasi.
RBA di bawah pimpinan Philip Lowe dalam pengumuman kebijakan moneter awal bulan ini menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin (bp) menjadi 1,35%. Ini lebih agresif dari konsensus sebesar 25 bp.
Dengan demikian, RBA sudah menaikkan suku bunga 3 bulan beruntun dan berada di titik tertinggi sejak Mei 2019, atau sebelum pandemi penyakit akibat virus corona (Covid-19).
(ras/ras)