Saat CT Ngomong Subsidi & 'Kebun Binatang' Depan Sri Mulyani

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
20 July 2022 10:50
Chairul Tanjung dalam acara perayaan hari pajak. (Tangkapan layar Youtube Direktorat Jenderal Pajak)
Foto: Chairul Tanjung dalam acara perayaan hari pajak. (Tangkapan layar Youtube Direktorat Jenderal Pajak)

CT itu menekankan, dalam menarik pajak jangan seperti berburu di kebun binatang saja. Artinya, pajak yang ditarik jangan dari wajib pajak yang itu-itu saja.

"Sekali-kali di hutan juga. [...] Karena kita tahu, banyak sekali pengusaha-pengusaha gak dikenal, usahanya gak dikenal. Karena saya di perbankan, uangnya ratusan miliar atau triliun. Itu kalau uang saya dibanding uang dia banyakan uang dia dibandingkan uang saya, dan mereka belum tersentuh," jelas CT.

Kuncinya, menurut CT adalah komunikasi, jangan sampai otoritas pajak terlalu menekan pengusaha. Pengusaha, diibaratkan CT sebagai ayam petelur. Ayam adalah pengusahanya dan telur adalah hasil usahanya.

"Temen-temen pajak harus mengingat pengusaha ini kan ayam petelur, telurnya diambil yang proper jangan sampai ayamnya stress. Kalau ayamnya stres dia gak bertelur lagi. [...] Komunikasi jadi kata kunci," tuturnya.

Tidak sampai disitu, peraturan pemungutan pajak, menurut CT juga harus jelas, harus tertuang di dalam regulasi alias hitam di atas putih.

"Dulu mau bikin aturan hitam dan putih gak mau orang pajak, maunya abu-abu terus aturannya. Karena saya ikut terlibat betul, begitu mau di hitam-putihkan against (menolak). Kalau abu-abu peluang makin banyak, berharap sekarang makin bisa hitam dan putih," kata CT lagi.

Sri Mulyani kemudian kembali menimpali pernyataan CT. Sri Mulyani mendengarkan dengan baik masukan dari para pengusaha, termasuk CT. Dirinya mengaku akan berupaya menghilangkan daerah abu-abu seperti yang dimaksud CT.

"Kita semua mendapatkan feedback yang baik. Harus perbaiki peraturan undang-undang, semaksimal mungkin menghilangkan daerah abu-abu, walaupun perekonomian dengan disrupsi melihat diskresi tetap diperlukan," jelas Sri Mulyani.

"Kalau straight hitam putih dan straight forward, diharapkan dengan adaptasi. Gak harus jadi excuse bahwa memelihara abu-abu for the sake negosiasi, itu yang harus kita koreksi untuk semakin baik," kata Sri Mulyani lagi.

(mij/mij)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular