Sri Mulyani: Tak Semua Pengusaha Stres, Ada yang 'Boom' Juga

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
20 July 2022 14:45
Konferensi Pers: 3rd Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) Meeting (Tangkapan layar)
Foto: Konferensi Pers: 3rd Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) Meeting (Tangkapan layar)

Jakarta, CNBC Indonesia - Chairman CT Corp Chairul Tanjung dalam perayaan Hari Pajak 2022 meminta langsung kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati untuk secara bijak memungut pajak kepada para pengusaha.

Pengusaha yang kerap disapa CT itu mengibaratkan pengusaha sebagai ayam petelur. Ayam adalah pengusahanya dan telur adalah hasil usahanya.

"Temen-temen pajak harus mengingat pengusaha ini kan ayam petelur, telurnya diambil yang proper jangan sampai ayamnya stress. Kalau ayamnya stres dia gak bertelur lagi. [...] Komunikasi jadi kata kunci," tuturnya di kantor DJP yang juga disaksikan langsung oleh Dirjen Pajak Suryo Utomo, Selasa (19/7/2022).

CT menekankan, dalam menarik pajak jangan seperti berburu di kebun binatang saja. Artinya, pajak yang ditarik jangan dari wajib pajak yang itu-itu saja.

"Sekali-kali di hutan juga. [...] Karena kita tahu, banyak sekali pengusaha-pengusaha gak dikenal, usahanya gak dikenal. Karena saya di perbankan, uangnya ratusan miliar atau triliun. Itu kalau uang saya dibanding uang dia banyakan uang dia, dan mereka belum tersentuh," jelas CT.

Tidak sampai di situ, peraturan pemungutan pajak, menurut CT juga harus jelas, harus tertuang di dalam regulasi alias hitam di atas putih.

"Dulu mau bikin aturan hitam dan putih gak mau orang pajak, maunya abu-abu terus aturannya. Karena saya ikut terlibat betul, begitu mau di hitam-putihkan against (menolak). Kalau abu-abu peluang makin banyak, berharap sekarang makin bisa hitam dan putih," kata CT lagi.

Pernyataan CT langsung direspon oleh Sri Mulyani. Feedback yang disampaikan CT diapresiasi oleh bendahara negara tersebut. Dirinya berjanji akan terus memperbaiki peraturan perundang-undangan dan menghilangkan daerah abu-abu seperti yang diungkapkan CT.

"Semaksimal mungkin menghilangkan daerah abu-abu, walaupun perekonomian dengan disrupsi dan akan melihat diskresi setiap fenomena yang terjadi tetap diperlukan," jelas Sri Mulyani.

"Kalau straight hitam-putih dan straight forward dihadapkan dengan adaptasi. Gak harus jadi excuse bahwa memelihara abu-abu for the sake negosiasi, itu yang harus kita koreksi untuk semakin baik," kata Sri Mulyani melanjutkan.

Lagi pula, kata Sri Mulyani di tengah ketidakpastian saat ini, tidak semua pengusaha stress, ada juga pengusaha yang beruntung dengan situasi saat ini. Misalnya saja para pengusaha yang bergerak di sektor pertambangan batu bara dan kelapa sawit.

"Pengusaha ada yang stress dan ada yang boom juga. Jadi, kebun binatangnya ada yang bagian stress dan ada yang boom juga. Jadi, kebun binatangnya ada yang bagian stress dan bagian yang sedang pesat juga," jelasnya.

"Bagi yang boom, Dejavu (Seperti kondisi 2008) CPO dan batu bara. Sama seperti sekarang, kita akan tetap melakukan kepatuhan. Teman-teman pajak dan bea cukai bekerja bersama-sama," kata Sri Mulyani melanjutkan.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pesan CT ke Pajak: Ambil Telur Boleh, Ayamnya Jangan Stres!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular