Jokowi Setujui Usulan Pabrik Minyak Makan Merah, Untuk Apa?

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
18 July 2022 17:00
Presiden Joko Widodo meninjau proses penelitian minyak makan merah di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Kampung Baru, Medan, Kamis (7/7/2022). (Foto: Kris - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Foto: Presiden Joko Widodo meninjau proses penelitian minyak makan merah di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Kampung Baru, Medan, Kamis (7/7/2022). (Foto: Kris - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo memimpin Rapat Terbatas terkait Pengelolaan Produk Turunan Kelapa Sawit di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (18/7/2022). Dalam keterangan pers setelah pertemuan, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki mengatakan mau mengembangkan Red Palm Oil (RPO) atau minyak makan merah dan pabrik Crude Palm Oil (CPO) mini.

Teten menjelaskan ini merupakan program hilirisasi produk kelapa sawit dan menjadi solusi untuk menjamin harga jual tandan buah segar (TBS) dari petani yang tidak stabil.

"Ini solusi bagi para petani yang selama ini sangat tergantung menjual TBS-nya kepada industri, sementara industri minyak goreng itu terpusat di Jawa, sehingga petani kadang sulit menjual TBS atau harganya rendah karena mereka tidak punya teknologi untuk mengolah sawitnya menjadi CPO dan menjadi minyak makan," kata Teten usai rapat.

Menurut Teten, Presiden Joko Widodo sudah setuju dengan program pengolahan minyak makan merah berbasis koperasi ini. Melihat nantinya pabrik pengolahan akan menyerap 35% produksi sawit berasal dari petani mandiri.

Dia juga mengklaim minyak makan merah ini jauh lebih murah dan sehat dibandingkan minyak goreng bening. Melihat banyak kandungan vitamin A dan karena proses pengolahan yang lebih sederhana ketimbang minyak goreng bening.

"Ongkos produksi untuk menjual sawitnya kan ini kan minimum seribu hektar ya, kita target kita memproduksi 10 ton per hari itu butuh sawitnya sekitar 50 ton per hari atau 1.000 hektar. jadi setiap seribu hektar itu akan ada ini, pabrik ini," katanya.

Teten menjelaskan saat ini sudah ada beberapa koperasi petani sawit yang memiliki pabrik pengolahan minyak goreng merah ini. Seperti di Sumatera Utara, Riau, Bengkulu, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan.

"Tapi presiden ingin ada piloting (uji coba) karena market minyak makan merah ini masih belum terbentuk," pungkasnya.


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Hashim Sebut Perjanjian IEU-CEPA Untungkan Kelapa Sawit RI

Next Article Minyak Makan Merah Lebih Sehat Dari Yang Curah, Kok Bisa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular