Internasional

Korsel Siap Bongkar 'Perselisihan Sejarah' dengan Jepang

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
15 July 2022 17:20
A North Korean woman looks out as South Korean President Moon Jae-in and North Korean leader Kim Jong Un attend a car parade in Pyongyang, North Korea, September 18, 2018. Pyeongyang Press Corps/Pool via REUTERS
Foto: Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un saat mengikuti konvoi mobil di Pyongyang. (Pyeongyang Press Corps/Pool via REUTERS)

Jakarta, CNBC Indonesia - Korea Selatan (Korsel) berharap kunjungan tingkat tinggi ke Tokyo, Jepang pekan depan dapat memulai pembicaraan terkait perselisihan sejarah antara kedua negara, menurut pada pejabat Seoul.

Melansir Reuters, Menteri Luar Negeri Korsel, Park Jin, akan mengunjungi Tokyo pada 8 Juli untuk "menyalakan keran" negosiasi serius mengenai isu-isu yang berkaitan dengan kerja paksa, yang sempat terhenti di bawah pendahulu Presiden baru Korea Selatan Yoon Suk Yeol.

Yoon, yang baru menjabat pada Mei, berjanji untuk meningkatkan hubungan dengan Jepang. Pejabat lain mengatakan Yoon akan mengirim delegasi tingkat tinggi yang dipimpin oleh perdana menteri ketika Jepang mengadakan upacara peringatan publik untuk mantan Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe, yang ditembak dan dibunuh saat dalam kampanye beberapa waktu lalu.

Yoon juga kemungkinan akan menggunakan pidato Hari Pembebasan 15 Agustus yang menandai kemerdekaan Korea dari Jepang sebagai kesempatan untuk mengirim pesan rekonsiliasi ke Tokyo.

"Apa yang kami coba lakukan adalah membuka pintu untuk pembicaraan nyata," kata pejabat senior tersebut.

Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno mengatakan pada Jumat (15/7/2022) bahwa kerja sama dengan Seoul dan Washington "tidak terhindarkan" untuk menanggapi ancaman Korut dan masalah regional lainnya.

"Meskipun hubungan antara Jepang dan Korea Selatan berada dalam keadaan yang sangat parah ... kami tidak berpikir itu bisa dibiarkan begitu saja," katanya dalam konferensi pers, menambahkan Tokyo akan bekerja sama untuk menyelesaikan masalah sejarah dan memulihkan hubungan.

Sebagaimana diketahui, hubungan antara dua sekutu Amerika Serikat (AS) di Asia Utara itu menegang karena perselisihan yang terjadi sejak pendudukan Jepang tahun 1910-1945 di Korea.

Washington sendiri telah menekan Tokyo dan Seoul untuk memperbaiki hubungan mereka dalam menghadapi ancaman nuklir Korea Utara (Korut) dan meningkatnya pengaruh China di kawasan.


(tfa/tfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pertama Kalinya Negara Asia Ini Diundang Rapat NATO, Gabung?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular